Hilmy dan Sheana sudah terhitung seminggu berpacaran. Banyak hal yang pemuda itu lakukan bersama Sheana, dan dalam seminggu pula, keduanya tak pernah beradu mulut atau bertengkar selayaknya orang pacaran pada umumnya.
Nabiru bingung karena hampir setiap hari Hilmy keluar rumah tanpa izin. Walaupun tak pernah pulang malam. Tapi, itu yang membuat Nabiru keheranan. Biasanya, Hilmy akan pulang jam 12 malam atau lewat, tapi sekarang, pemuda itu akan ada di rumah pada pukul 9 malam. Aneh, tapi ini nyata. Sebab, baik Abigail ataupun Nabiru, keduanya masih belum tahu menahu tentang keduanya sedang menjalin hubungan.
Pagi itu, Sheana mengajak Hilmy untuk keluar dan ini pertama kalinya. Nabiru heran lagi, di hari Minggu ceria ini harusnya ia melihat saudaranya itu masih memeluk gulingnya di kamar. Tapi, kali ini Hilmy terlihat super duper rapi. Sudah tidak mungkin kalau Hilmy keluar dengan Natta dan Anan. Biasanya kalau Hilmy keluar dengan dua kawannya itu, Hilmy hanya akan kaosan dan memakai celana pendek. Nabiru memicing, ia bahkan tak mendengar kata pamit dari Hilmy.
"Heh, Hilmy!"
Hilmy tersentak kaget. Ia berbalik dan mendapati Nabiru yang tengah asik mengoles selai di atas rotinya. Konyolnya, Hilmy tak sadar bahwa Nabiru sudah bangun sepagi itu.
"Eh, ada Biru," Katanya terkekeh.
Nabiru memutar bola matanya malas. "Lo mau ke mana lagi?" Tanyanya kemudian.
"Urusan cowok."
Hilmy hendak berdiri dan berjalan setelah memasang tali sepatunya, tapi, kemejanya sudah ditahan lebih dulu oleh Nabiru.
"Mau ke mana gue tanya,"
"Kepo deh!" Hilmy melepas kemejanya dari tahanan Nabiru.
"Eh monyet! Asal Lo tau ya, mama pulang entar siang dan pastiin Lo udah ada di rumah saat itu juga. Satu lagi, gue mau ngomong sesuatu sama Lo entar."
"Iya, iya, ibu negara." Jawab Hilmy ogah-ogahan.
"Karena gue tau Lo nggak bakal dengerin gue, gue bakal kasih tau kalo gue mau omongin tentang kak Regan sama Lo."
Hilmy kaget bukan main. Tapi kembali lagi, ia bersikap normal.
"Iya bawel. Cerewet amat, gue udah telat."
"Lo mau ke mana sih?! Awas aja ya kalau bikin macam-macam!" Kesal Nabiru tak tertahan. Akhir-akhir ini Hilmy memang bersikap apatis dengan Nabiru, dan gadis itu menjadi kesal dibuatnya.
"Nggak anjir! Lo pikir Abang Lo ini apa?" Seru Hilmy tak terima.
"Gue cuma kasih tau, ya, pulang siang jangan malam."
Hilmy tak menggubris lagi, ia memasuki mobilnya dan mulai pergi dari hadapan Nabiru yang kini hanya menggeleng keheranan.
—
"Shea!" Sheana tersenyum saat Hilmy berseru memanggilnya.
Gadis itu langsung menyusul pada Hilmy.
"Kok nyuruh aku tunggu di taman? Padahal rumah kita sampingan," kata Sheana kemudian.
"Kamu tau sendiri kan di rumah ada Biru, bisa gawat kalau dia tau kita jalan berdua."
Sheana tertawa, "kayak narapidana aja apa-apa harus sembunyi."
"Ini demi kebaikan bersama, Sheaa,"
"Iya, Hilmyy."
"Sekarang kasih tau gue, kenapa gue disuruh pakaian rapi dan kenapa harus sepagi ini?" Tanya Hilmy kemudian.
"Ayo masuk mobil, kita udah telat." Sheana melenggang lebih dulu membuka kursi penumpang.
Hilmy mengikutinya untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys