Ditengah sesi karaoke yang mereka lakukan, Natta memilih untuk mengambil rokoknya dan berpisah dengan para kawanannya. Tak lupa, ia juga menarik Kalingga secara tiba-tiba.Dan di sinilah keduanya sekarang, terduduk di tepi pantai sembari menatap deru ombak yang besar sebab malam ini, angin terasa lebih dingin.
"Lo ngapain culik gue ke sini anjir?!"
Natta menghisap rokoknya dalam dan menghembuskannya dalam sekejap sebelum kemudian ia tertawa kecil. Kalingga juga melakukan hal yang sama, mereka merokok sembari bercerita ringan.
"Kemarin Lo ada dichat sama seseorang gak?" Tanya Natta membuka pembicaraan.
Pemuda itu hanya tak tenang setelah memberikan nomor Kalingga sembarangan tanpa izin.
"Oh, yang kemarin Lo bilang? Nggak ada tuh."
Natta mengernyit lalu membatin masa si Ara belum chat juga?
"Masa deh? Cek lagi coba?"
"Gue gak pegang hp sekarang. Siapa sih?"
Natta terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ara."
Kalingga terbatuk tiba-tiba, padahal ia sedang menghisap rokoknya.
"Uhuk... Jangan bercanda Lo nyet!"
"Nggak bercanda. Ara suka sama Lo, makanya kemarin dia minta nomor Lo di gue."
"Sinting, terus Lo kasih?! Ogah, ya!"
"Udah gue bilang, Kinara gak seburuk itu."
"Lo nggak bilang apa-apa tai!"
Natta tertawa lagi, benar juga.
"Ara anaknya baik kok. Dia juga gak pernah haus kasih sayang cuma kalau lagi jatuh cinta emang sedikit aneh."
"Nggak. First impression gue ke dia udah keburu jelek. Lagipula, gue gak terlalu tertarik sama dia." Ujar Kalingga. Ia mematikan rokoknya, sudah tidak mood lagi.
"Tapi dia tertarik ke Lo."
"Sekali nggak ya tetep nggak."
"Lo mau ngejar Shea sampai kapan? Lo pikir Lo gak aneh ngejar cewek orang di depan cowoknya langsung?" Sembur Natta kemudian.
"Beda lah! Sampai sekarang juga gak ada masalah sama keduanya."
"Bukan gak ada, tapi belum ada. Gue tau Lo suka sama Shea, tapi, pikirin perasaan Hilmy, Lo cowok Lo pasti paham. Posisiin diri Lo di diri Hilmy, sakit hati ga Lo kalau digituin?"
Kalingga menjadi apatis, "ya tergantung orangnya lah, kalau cowoknya bego ya mau ceweknya diambil juga ga bakal sadar."
Mendengar itu, entah kenapa emosi Natta kembali berapi-api, sekonyong-konyong ia langsung menarik kerah baju Kalingga kesal.
"Lo ngatain Hilmy bego apa gimana, anjing?!"
"Apa sih, lepasin gak?!"
"Lo pikir temen gue beneran bego?!"
"Lepasin dulu elah!"
"Lo emang sebrengsek ini, ya?"
Kalingga tak tahan lagi, ia mendorong paksa tangan Natta yang menarik kerah bajunya.
"Selagi ada kesempatan, kenapa gak dicoba? Kalau berhasil gue menang, kalau kalah gue gak akan jadi pihak yang menyakiti siapapun." Ujar Kalingga percaya diri.
"Lo jangan macam-macam, ya, kapan gue liat Hilmy berubah, gue gak akan segan buat ngebunuh Lo."
Kalingga menelan salivanya takut-takut. Sosok Natta ini benar-benar menyeramkan di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
Fiksi PenggemarKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys