"Hilmy! Bangun, setan, udah siang!" Anan kini berada di kamar Hilmy, dengan gayung di tangan kirinya, ia memercikkan tetes demi tetes air dari gayung membuat Hilmy bergerak risih dan terbangun."Bangsat!" Umpat Hilmy.
"Katanya ada latihan basket?"
"Oh, sekarang?" Tanya Hilmy kemudian.
"Liat jam deh, gue bilang apa, gak usah sok begadang."
Hilmy melirik pada jam di dinding kamarnya, lalu dirinya terlonjak kaget dan langsung melompat dari ranjangnya.
"Lo juga yang ngide anjir!" Kata Hilmy sembari terburu-buru.
"Lo harusnya ucapin terima kasih karena gue udah bangunin Lo."
"Terima kasih, terima kasih, bukannya bangunin lebih cepet."
"Kok ngamuk?" Protes Anan tak terima.
"Lo bangun jam berapa?" Tanya Hilmy lagi.
"Jam 8 pagi."
"Sekarang udah jam 10 dan Lo baru bangunin gue?!" Kesal Hilmy.
Latihan Hilmy dimulai jam 10:30 pagi, tapi Anan juga lupa akan hal itu. Jadi, dia gak salah dong?
"Ya udah mandi sekarang."
"udah ambil handuk, bego! Lo gak liat?" Semprot Hilmy lagi. Anan cuma bisa cengengesan saja.
"Eh, sama ini gayung." Anan memberikan Hilmy sebuah gayung bewarna merah berbentuk cinta.
"Lo beli gayung di mana, sih? Perasaan di sini ga ada gayung."
"Tukang perabotan. Kebetulan sempat lewat. Sekali-kali coba deh mandi pake gayung."
"Bangsat, keluar lo!" Hilmy mengebas handuk miliknya layaknya mengusir lalat pada Anan.
Anan hanya tertawa dan segera beranjak meninggalkan kamar Hilmy, sebelum pemuda itu semakin mengamuk.
-
3 gadis-Abigail, Nabiru, dan Sheana-sudah berada di kafe sejak pagi. Apa lagi kalau bukan mengerjakan tugas.
"Es jeruk gue habis, pesen lagi dong," pagi menuju siang ini memang cukup panas. Bahkan melirik matahari di luar saja rasanya sangat menyengat. Dan Sheana sudah memesan gelas ketiganya.
"Lo kecanduan apa haus? Minum air putih, jangan es mulu." Ungkap Nabiru.
"Kok ngatur?" Protes Sheana tak terima.
"Udah woi, berantem mulu. Nomor lima sudah gue kerjain, tinggal dua soal dan kita pulang."
"Btw, pensi udah di depan mata, Lo udah latihan sejauh mana?" Abigail bertanya, fokusnya tetap pada peta yang ia gambar.
"Oh, karena gue masuknya telat, gue cuma punya waktu 3 hari untuk latihan. Untungnya gue mantan cheerleader, jadi lumayan cepat hafal lah."
"Wih, keren dong. Gak sabar liat Lo tampil. Dukung kelas siapa?"
"Kelas Hilmy sama temennya." Jawab Sheana lagi.
"Lo harus menang sih, terus traktir kita makan."
Sheana meneguk es jeruknya yang baru saja tiba. Rasanya sangat segar sebelum ia benar-benar harus berkata, "gue aja udah buat perjanjian sama Hilmy."
Nabiru nyembur. Dia kaget.
"Sejak kapan? Nggak. Dimana?" Lalu menimpali Sheana beribu pertanyaan.
"Baru kemarin. Gue sama dia kayaknya sama-sama kompetitif. Pokoknya gue harus menang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys