Chap 48 : Waggish boys

9 0 0
                                    

"Gimana guys, diizinin gak?"

Saat jam istirahat pertama dimulai, mereka semua memutuskan untuk berkumpul di kantin, kebetulan ada meja besar khusus di kantin membuat mereka bisa duduk saling berhadapan dan makan sambil mengobrol tentang rencana liburan mereka.

"Gue sama Biru diizinin, lo pada tau gak betapa gemetarnya kita pas ngomong sama orangtua kita," tutur Hilmy masih merinding setiap melihat dirinya kembali pada malam kemarin.

"Lo kira Lo aja, gue bukan merinding lagi, udah gak bisa ngapa-ngapain. Papa gue nangis terus katanya gak bisa masakin anaknya lagi. Padahal gue cuma pergi tiga hari doang, lagian gue udah tinggal lama di apartemen, jauh dari mereka. Kenapa dramatis banget dah keluarga gue." Jelas Natta dihadiahi tawa oleh yang lain.

"Serius? Papa Lo nangis?" Tanya Abigail tak percaya.

"Iya lah. Gue saksi matanya. Pada akhirnya gue diizinin sih."

"Oke, bagus dong."

"Kalau Lo?" Natta bertanya balik pada Abigail.

"Gue sih oke, oke aja, malah orangtua gue yang debat. Abis itu katanya boleh."

Nabiru menggeleng tak paham lagi.

"Kalo Lo, Nan?" Tanya Hilmy kemudian.

Anan menunduk, "mama lagi sakit, jadi papa gak izinin. Tapi mama malah bilang kalau gue boleh pergi."

"Loh, mama sakit apa?" Tanya Abigail panik.

"Katanya capek biasa doang. Malah mereka juga sempet berantem kemarin." Jelas Anan lagi.

"Jadi, apa keputusan Lo?"

"Kita batalin aja kalau emang Lo gak bisa, Nan."

"Nggak, nggak. Apaan, rencana batal karena satu orang gak ikut."

"Oke. Tapi, jangan dipaksain, nanti Lo kepikiran mama kalau sampe di sana. Liburan Lo sama aja gak kayak liburan." Anan mengangguki Abigail.

"Gue masih pengen bicara sama mama hari ini, mungkin besok bakal gue tentuin."

"Nah, kalau Shea gimana?" Tanya Nabiru kemudian.

"Ayah gak setuju juga, tapi udah gue bujuk. Ayah gak mau sendirian di rumah soalnya."

"Jadi, ayah Lo setuju?"

Sheana terlihat berpikir. "Ayah bakal kerja di hospice Bandung kalau gue liburan nanti, hehe."

Abigail dan Nabiru tertawa kikuk, "kayaknya ayah Lo awasin Lo banget ya. Serem juga jadinya, beliau ada di mana-mana."

"Tapi ayah gue gak bakal gangguin kok. Mungkin aneh aja rasanya kalau gue jauh, Jakarta Bandung kan gak deket."

"Iya sih. Kalau gitu, setuju kan?" Tanya Abigail lagi.

Sheana mengangguk. "Setuju kok."

"Oke. Semua udah dapat persetujuan kan, kita tinggal tunggu Anan aja-"

"Gue gak ditanyain gitu?" Kalingga memotong pembicaraan Abigail kesal. Padahal jelas-jelas ia duduk di depannya. "Gue di sini loh. Masih gak keliatan?" Ujarnya lagi dramatis.

The Journey Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang