Chap 10 : Rasa khawatir

11 2 0
                                    


Setelah berisitirahat beberapa jam, Anan dan Abigail memilih untuk pulang. Natta dan Sheana juga sudah pamit. Karena sebentar lagi orang tua mereka akan pulang.

Anan menyisir jalanan yang lumayan sepi itu, karena kini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Dingin gak AC gue?" Tanya Anan kemudian.

"Mau pamer kalau Lo abis bersihin AC mobil?"

Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil Anan dan Abigail tak pernah berpisah, bahkan kalau orang tua Abigail sedang dinas, Anan pasti menawarkan diri untuk mengantar-jemput Abigail. Jadi, tidak pernah ada kecanggungan antara keduanya.

Anan cengengesan saat sadar kalau dirinya ketahuan.

"Eh, gue laper." Sahut Abigail tiba-tiba.

Anan melirik McDonald's dengan jarak tak jauh dari sana.

"Sengaja ya Lo ngomong gitu?" Sindir Anan saat tersadar bahwa Abigail sedang ingin memporotinya.

Abigail ketawa, "singgah cepetan!" Ucapnya kemudian.

Anan pasrah, ia memutar mobilnya ke arah McDonald's dan memesannya langsung di Drive thru.

Baru saja Anan ingin memesan, Abigail sudah menyuruhnya untuk minggir.

"Minggir! Mbak, pesan Mcflurrynya dua, sama chicken wingsnya satu ya. Oh, Mcflurrynya rasa sundae sama Oreo. Nuggetnya juga tolong dua porsi, ya, mbak."

"Banyak banget anjir, Lo laper apa doyan?!" Protes Anan tak terima.

Abigail memberi tanda untuk diam saja. Lalu, tersenyum sambil menerima bon pesanannya.

"Mcflurry dua buat gue kan satunya?" Tanya Anan kemudian.

"Gue dua-duanya lah."

"Nugget buat gue?"

"Buat gue semua. Mbak, permisi, ini chicken wings bener gratis cola kan?" Mbaknya mengangguk saat Abigail bertanya.

"Maaf, kak, saldonya kurang." Ucap mbak kasir saat menerima kartu milik Anan.

Abigail melotot kaget. "Seorang Anan saldonya kurang?!"

"Nggak gitu, Bigel! Sini mbak kartunya. Ini yang bener," Anan mengeluarkan kartu lainnya.

"Udah bisa kak."

"Ini salah kartu doang."

Abigail bernafas lega, hampir saja uangnya hangus kalau-kalau Anan benar-benar tidak punya saldo.

"Ini mbak pesanannya."

"Makasih mbak." Abigail menerima tas berisikan makanan pesanannya. "Hmm, cium deh, Nan, aromanya."

"Jauh-jauh Lo." Anan ngambek. Biar begitu, ia menjalankan mobilnya sepelan mungkin agar Abigail bisa makan dengan tenang.

"Nan, mau gak?" Tawar Abigail mengulurkan satu scoup Mcflurry ke arah mulut Anan.

"Ogah."

"Dih, gue beneran. Nih, aaaa,"

Anan sudah membuka mulutnya siap untuk menerima suapan dari Abigail. Tapi, siapa sangka Abigail akan menarik ulur Mcflurry itu.

"Lama sih, Nan. Meleleh nih." Lalu memakan Mcflurry itu dengan sendirinya.

"Astagaa, Bigel. Untung Lo cewek ya,"

"Kalau cowok kenapa emang?" Tanya Abigail lagi.

"Kalau Lo Hilmy atau Natta udah gue buang Lo ke jalanan." Kesalnya.

The Journey Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang