Kalingga meminum beer-nya hingga hampir tandas. Pemuda itu tak terlalu kuat dalam minum, satu gelas saja sudah hampir membuatnya pingsan. Pemuda itu kini melirik ke kanan dan kirinya, dan saat melirik ke belakang ia menemukan sosok Hilmy yang baru saja kembali dari toilet."Lo bikin apa sih di toilet? Lama bener. Masa temennya ditinggalin sendiri." Kata Kalingga setengah mabuk.
"Eh, Lo mabuk ya, sat? Jangan bilang Lo panggil gue ke sini buat nganter Lo pulang."
Kalingga menggeleng, mencoba menyadarkan dirinya yang tiba-tiba merasa mengantuk.
"Nggak sama sekali! Gue punya pengawal."
"Mana coba." Hilmy melirik ke kanan dan kirinya, tak ada tanda-tanda pengawal di sana. Kebanyakan hanya pria yang sibuk bermain judi dan wanita yang sedang berdansa riang.
"Mumpung Lo masih sadar dikit. Gue cuma mau kasih tau kalau kayaknya kita harus keluar dari tempat ini deh, Kal." Ujar Hilmy sambil berbisik pelan.
"Kenapa?" Tanya Kalingga yang kini sudah menidurkan kepalanya di meja, namun masih mendengarkan perkataan Hilmy.
"Gue denger bapak-bapak di kamar mandi diskusi, terus salah satunya kayak dirundung gitu. Gue diam lama dalam toilet karena takut ketahuan, asli gue gemetaran."
Kalingga hanya mengangguk saja, membuat Hilmy sedikit emosi.
"Lo denger gak sih anjing?!"
"Denger! Lanjutin aja sebelum gue tidur beneran."
"Oke, singkatnya, setelah mereka pergi, orang yang dirundung tuh telfon polisi dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Kal, kita pergi aja deh, gue gak mau ditangkap."
Kalingga yang masih tertidur hanya bisa melayangkan tangannya tak peduli.
"Nggak bakal ada polisi."
"Lingga goblok! Tugas sekolah gue aja masih belum selesai. Gue masih pengen lulus."
"Nggak penting." Jawab Kalingga yang sudah sepenuhnya berada dibawah pengaruh alkohol.
"Lo mau ngapain kalau kita beneran ditangkap?!"
"Lo nggak usah khawatir. Bapak gue lebih tinggi derajatnya. Gue bakal tolongin temen baik gue."
Hilmy menyengir saja mendengar Kalingga berucap, entah itu fakta atau kebohongan. Pemuda itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangannya kesal, ia menjilat bibir bawahnya terlihat tengah berpikir sendiri.
"Lo beneran mabuk, anjing!"
Hilmy merenung sebentar, sampai matanya tak sengaja menangkap dua sosok pemuda yang ia kenal dan juga hampir sepantaran dengannya sedang mengendap-endap menaiki lantai dua.
"Anjing, itu bukannya Anan sama Natta?!"
Kalingga langsung berdiri kaget sambil menghantam meja dengan kedua tangannya. "Mana?!" Pekiknya keras. Namun, setelahnya, pemuda itu kembali ke duduknya dan melanjutkan tidurnya seperti tak terjadi apa-apa.
Hilmy berdiri dari duduknya, lalu mengusap wajah Kalingga kesal, "Lo tidur aja bangsat. Gue ke mereka dulu." Ujarnya kemudian meninggalkan Kalingga yang asik tertidur akibat beer yang ia minum.
"Anan, Natta!" Panggil Hilmy sambil berbisik pelan.
"Anjing, Lo kabarin Hilmy?!" Kaget Anan saat melihat ada Hilmy di anak tangga pertama, sedangkan keduanya sudah sampai di atas.
"Gue gak bawa hp." Kata Hilmy menghampiri kedua temannya.
"Terus Lo kenapa ada di sini anjir, ngikutin gue Lo?!" Tuduh Anan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
ФанфикKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys