Setelah seharian berjalan, Hilmy memilih untuk langsung mengantar Sheana ke rumahnya karena gadis itu sempat mengeluh kepalanya sakit. Hilmy jadi tak tega, padahal rencananya pemuda itu ingin membawa Sheana berjalan lebih lama, ia juga sampai melupakan amarahnya sebelumnya."Kamu yakin gak perlu ke rumah sakit?" Tanya Hilmy lagi. Keduanya kini sedang terjebak macet.
Sheana tertawa melirik pada ekspresi Hilmy yang terlihat panik.
"Gak papa lah. Pusing dikit juga, ditinggal tidur pasti sembuh."
Hilmy cemberut. "Ya udah deh. Sampai rumah pokoknya harus langsung minum obat. Kalau udah baikan kabarin aku aja,"
"Iya, ganteng. Nanti aku kabarin."
Mereka terjebak selama 15 menit di sana membuat Hilmy menjadi kesal sendiri. Namun, pada akhirnya mereka sampai juga di pemukiman rumah mereka.
Hilmy mengantar Sheana sampai depan pintunya, dan dirinya kembali ke dalam mobil untuk memasukkan mobilnya pada halaman rumah.
Saat Hilmy masuk ke dalam rumah, ternyata tak ada siapa-siapa. Nabiru masih bersama dengan Natta, sedangkan orang tuanya sudah pasti sibuk bekerja. Hilmy merutuk lagi, harusnya dirinya masih bisa berjalan lebih lama. Hilmy marah pada sakit kepala Sheana yang datang disaat tidak tepat, bukan pada gadisnya.
Pemuda itu kini membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia merasakan lembab sebab kemejanya yang sedikit basah menembus ke kulitnya. Ia lalu tertawa kecil mengingat saat dirinya membawakan payung untuk Sheana, satu hal yang menurutnya sangat romantis dan rasanya ingin Hilmy reka ulang.
Drrrt
Hilmy mengambil ponselnya yang bergetar, ternyata itu telfon dari Kalingga.
Hilmy yang ogah-ogahan tetap mengangkat panggilan dari temannya itu. Sebenarnya Hilmy malas, kenapa juga ada nomor Kalingga di ponselnya.
"Apa sih?!"
"Gak sopan banget sama temen sendiri."
"Dih, sokabnya mengalahi Patrick star."
"Monyet, lo! "
"Lo yang monyet. Ngomong monyet, Lo mau apa monyet?!" Kesal Hilmy kemudian.
"Languange, anjing. Mau ke sini gak?"
"Nggak usah ngajak."
"Banyak cewek cantik loh."
"Nggak tertarik. Gue ada Sheana."
"Shea punya gue."
"BAKU HANTAM KITA ANJING!"
"santai dong, bercanda. Tapi seriusan, ke sini deh."
"Lo mau apa sih kambing! Gak punya temen Lo?"
"Nah, itu dia. Gue gak punya temen. Ngerokok doang, ke sini cepet!"
"Tai lah. Kirimin alamatnya babi,"
"Setan, semua aja hewan kebun binatang Lo panggilin gue."
Hilmy mau ketawa tapi tertahan, emosinya lebih besar.
"Gue kirimin alamatnya."
Hilmy yang tadinya berbaring kini merubah posisinya menjadi duduk. Dan karena waktunya memang sedang kosong, jadi, Hilmy mau tak mau harus menuruti permintaan Kalingga. Lumayan juga dapat rokok gratis, uang tabungannya untuk menikah dengan Sheana jadi tak berkurang.
—
Musik berhenti seiring dengan kue hasil Anan dan Abigail selesaikan—untungnya genre lagu tadi tidak berubah. Walaupun kuenya terlihat sangat cokelat dan Anan lebih ingin menyebutnya dengan sebutan 'kue gagal' tapi, Abigail tetap bertepuk tangan mengapresiasi kerja keras Anan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys