"Bigel, Lo di mana?""Jalan sama kak Regan!"
Nabiru menjauhkan ponselnya kala Abigail memekik, "Berisik tau."
"Sorry haha, kenapa nelfon?"
"Gue bosen di rumah. Mau ke rumah Shea juga dia sibuk,"
"Sibuk apa? Perasaan dia gak cheerleader lagi deh? Libur apa gitu katanya,"
"Iya tauu, ini beda. Sibuk pokoknya, gue bosen mau ngapain di rumah."
"Main sama Hilmy sekali-kali, jangan kayak orang nolep. Beruntung Lo dikasih saudara."
"Gak bisa, kalau bisa mah udah gue ajakin berantem dari tadi."
"Gak bisa mulu, ada apa sih?"
"Ada deh, Hilmy buat masalah lagi. Ya udah deh, kalau emang gak bisa ya gak papa,"
"Jangan deh, gue telfonin Natta gimana?"
"Nggak usah, gak perlu. Gue maunya main sama Lo."
"Duh, maaf banget ya, main sama Lo bisa tiap hari, jalan sama kak Regan cuma sekali seumur hidup, Biru."
"Iya, iyaa. Lo puas-puasin deh sama kak Regan."
Nabiru memutuskan panggilan sepihak. Ia kembali menjatuhkan dirinya pada sofa di ruang tamu. Gadis itu terlampau bosan hingga dirinya harus mengambil remot dan menyalakan televisi untuk menonton kartun Spongebob kesukaannya. Tak lupa, di tangannya juga sudah ada cemilan.
Saat dirinya baru saja bersantai, tiba-tiba suara langkah kaki menuruni tangga mengintrupsi kegiatannya. Nabiru kaget dan melihat Hilmy memakai jaketnya. Gayanya tidak terlalu rapi, hanya memakai celana pendek dan kaos hitam kesayangannya saja, Hilmy juga membalutnya dengan jaket karena udara sore hari itu terlihat dingin.
"Mau ke mana lo?" Tanya Nabiru tak santai.
"Ke sebelah doang." Hilmy menjawab tak menghentikan langkahnya.
"Eits, tunggu!" Nabiru berdiri cepat-cepat mencengkram tangan Hilmy.
"Apa sih?"
"Lo baru aja kena marah, sekarang mau keluar lagi?" Tanyanya lagi tak habis pikir.
"Di sebelah doang anjir, bukan ke tempat yang jauh."
"Ke rumah Shea?"
"Iya."
Nabiru langsung berkacak pinggang. "Wah, gue aja bingung mau keluar sama siapa. Orang-orang kok bisa punya tempat buat pergi?"
"Gue udah boleh pergi?" Tanya Hilmy kemudian.
"Pergi aja. Awas aja Lo lakuin hal aneh sama Shea!"
"Mulut Lo ya!" Tegur Hilmy. Nabiru hanya menghindar saja tak ingin tahu.
Gadis itu kembali ke sofa melanjutkan acaranya yang tadi terlewat membiarkan Hilmy yang kini melipir pergi sampai sosoknya tak terlihat lagi.
—
Tok tok tok
"Pakeet!"
Sheana berlari dan membukakan Hilmy—yang berpura-pura menjadi kurir—pintu.
"Apaan sih cosplay gitu!" Ujar Sheana tapi tetap saja dia cekikikan.
Hilmy ikut tertawa, "boleh masuk gak tuan putri?"
"Silahkan," balas Sheana menunduk berakting seperti penjaga singgasana dan membiarkan Hilmy untuk masuk.
"Lo gak papa, Hil?" Tanya Sheana saat Hilmy sudah mendaratkan tubuhnya pada sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys