Promesse: 04

530 99 10
                                    

PROMESSE: 04

"Gak bisa, La. Ini tanggung jawab gue, karena bikin lo sakit"
- Benua Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

"Ini Apart gue, di atas ada dua kamar. Yang kiri kamar gue, kanan kamar lo"

Misela memandangi Apartemen luas, dua lantai tempat ia berdiri saat ini. Kedua tangan nya menggenggam kuat tarikan koper miliknya. Lalu berusaha mengangkat satu persatu koper yang ia miliki menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Samudera sama sekali tidak berniat untuk membantu. Laki-laki itu malah menjatuhkan dirinya di atas sofa lalu menghidupkan televisi. Dia membuka ponsel nya yang terus berbunyi menandakan banyak nya pesan masuk.

orang kaya

bara:
sam, awas lo macem-macem sama misel
jangan lo sakiti bro
kasian

rakha:
gue udah denger cerita dari bara. jadi raya gimana? udah lo kasih tau?

nivan:
gue bisa liat dia ketakutan liat lo tadi
lo apain bang? gila lo?

kale:
lo brengsek kalau masih berhubungan sama raya

anda:
raya cewe gue

bara:
anjing?! jadi belum putus?

kale:
gila lo

anda:
raya sama misel punya gue

nivan:
stress lo bang

rakha:
babi

Samudera mematikan ponsel nya lalu melirik sejenak pada Misela yang kesusahan membawa koper gadis itu sendiri. Film yang ditayangkan kalah menarik dari Misela yang kesulitan mengangkat kopernya sendiri. Itu menjadi tontonan gratis bagi Samudera.

Setelah acara pernikahan selesai, mereka langsung membawa barang-barang dan segera pindah ke Apartemen ini. Awalnya, Orang tua Samudera meminta Samudera dan Misela untuk tinggal dirumah mereka saja selama beberapa hari. Namun Samudera menolak dan lebih memilih langsung ke Apartemen malam itu juga. Karna jika di Apartemen dia lebih leluasa melakukan semaunya pasa Misela.

"Aduh, gue baru inget. Kamar nya belum di beresin"

Misela yang hendak memegang handle pintu langsung mengurungkan niat nya. Suara langkah kaki perlahan mendekati Misela. Saat gadis itu menoleh, Samudera sudah berada di sebelah nya. Bersandar di dinding dan tersenyum. Misela membuang pandangan dan membuka pintu kamar itu.

Misela terbatuk-batuk dan bersin akibat banyak debu yang beterbangan saat ia membuka pintu kamar. Kamar itu benar-benar kotor dan penuh debu, terlihat seperti tidak pernah dibuka sama sekali. Samudera mengambil debu yang beterbangan di rambut Misela, namun Misela langsung menepis tangan Samudera dan menggeser tubuhnya sedikit lebih jauh dari Samudera. Melihatnya Samudera hanya tertawa pelan.

Samudera melihat jam melingkar di pergelangan tangan nya. "Lo tidur aja di sofa bawah atau dimana aja terserah lo"

Laki-laki itu memasuki kamar sebelah nya dan menutup pintu dengan kuat hingga tubuh Misela tersentak mendengarnya. Misela memandangi pintu kamar itu sebentar lalu melangkah masuk ke dalam kamar yang kotor itu. Misela menghidupkan lampu kamar dan memeriksa semua sudut kamar, hingga kamar mandi yang juga sama kotor nya. Misela mengikat rambut nya lalu mulai membersihkan kamar.

Dia turun mencari peralatan untuk bersih-bersih sendiri. Dia mengganti semua sprei, gorden dan taplak meja yang berdebu dengan yang baru. Mama mertua nya tadi sempat memberikan itu semua untuknya agar berjaga-jaga. Orang tua Samudera bilang laki-laki itu sudah menyiapkan keperluan Misela di Apartemen ini. Untung saja Misela tadi tidak menolak barang-barang itu.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang