Promesse: 10

452 92 9
                                    

PROMESSE: 10

"Kamu gak becus jadi Istri?"
- Adrian Manggala

{Promesse🥀}

"Iya Pa?"

"Gimana hubungan pernikahan kamu?"

Adrian sama sekali tidak menatapnya, Papa nya itu malah sibuk memainkan ponselnya dan enggan menatapnya.

"Baik"

"Sam udah bilang belum? Katanya dia mau ajak kamu honeymoon ke Paris"

Misela menautkan jemari nya. Samudera sama sekali tidak pernah menyinggung tentang hal itu ditambah lagi ada Sharaya di Apartemen mereka sekarang. Lagipula Samudera tidak mencintai dirinya lalu kenapa laki-laki itu mau pergi jauh-jauh untuk honeymoon.

"Mertua kamu bilang sama Saya katanya kalau kamu setuju, bulan depan kalian berangkat. Selain itu ada hal penting juga yang mau dikasih tau ke kamu"

Misela masih diam. Adrian mengangkat kepala nya menatap wajah Putri nya itu. Entah kenapa setiap melihat wajah Misela hatinya selalu berdenyut sakit, wajah itu sama persis dengan mendiang Istri nya yang paling dia cintai. Penyebab perginya wanita itu adalah gadis di hadapan nya ini.

Entah kenapa pikiran itu selalu berada di kepala nya selama 20 tahun lebih ini, dan Adrian tidak merasa bersalah sama sekali.

"Kamu gak becus jadi Istri?"

"Pa--"

"Saya bisa melihat bahwa kamu tidak tau apa-apa mengenai ini? Sam tidak memberi tau kamu kan? Kenapa? Kamu belum menerima pernikahan ini?"

"Pa aku...a--aku..."

"Sudah saya bilang kan? Lupakan Benua! Dia sudah mati! Kamu harus sadar bahwa Suami kamu sekarang itu Samudera!"

Mata lelah itu berair dan sedikit memerah. Apakah Adrian tidak bisa menggunakan bahasa yang lebih baik dan lembut?.

Adrian tertawa. "Saya gak akan heran kalau pernikahan kamu nanti kandas, kamu pembawa sial! Hidup kamu itu selalu sial!"

Misela memejamkan matanya, membiarkan air mata mengalir perlahan melewati pipi nya. Dia hanya bisa tersenyum tipis. "Maaf Pa"

Tok...tok...tok...

Suara Adrian memelan. "Saya gak mau tau kamu harus pergi ke Paris bulan depan. Jadi Istri dan menantu yang baik, setidaknya kamu tidak mempermalukan saya. Silahkan pergi"

Misela mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya, menghapus air mata nya lalu membuka pintu. Mata nya menangkap seorang wanita mungkin seumuran Mama nya jika Mama nya masih hidup sekarang, wanita itu melihat Misela dari atas hingga ke bawah lalu menyerobot masuk. Misela seolah kenal dengan bentuk wajah itu, apakah Misela pernah melihatnya sebelum ini?. Tersadar dia masih di ambang pintu, Misela segera melangkah menjauhi ruangan Adrian, namun baru beberapa langkah suara tinggi Adrian terekam jelas di telinga nya.

Misela menoleh ke belakang, apakah Adrian mempunyai masalah dengan wanita itu? Seputar bisnis atau hal lain?. Misela juga mendengar usiran tajam dari mulut Adrian. Tidak mau terlibat masalah, Misela segera memasuki lift dan turun ke bawah, setelah ini dia ingin mengunjungi kesayangan nya, Benua.

Baru saja melangkah masuk memasuki toko kecil di pinggir jalan itu semerbak wangi bunga menusuk hidung nya. Misela tersenyum, wangi yang menyegarkan dan menenangkan. Misela menyentuh bunga berwarna putih yang diletakkan di dekat pintu, masih tampak segar dan sehat.

"Kak icel!"

Misela melihat gadis remaja itu melambai ke arah nya dengan senyuman lebar. Gadis itu segera berlari dan memeluk dirinya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang