Promesse: 75

402 68 7
                                    

PROMESSE: 75

"Jangan tinggalin aku"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

"Aku buatin kamu sup ayam. Maaf ya lama, aku tadi ngikutin resep di internet" Samudera memasuki kamar sambil membawa nampan berisi sup ayam. Dia duduk di dekat Misela yang melamun dengan bersandar di tempat tidur. Semalam tubuh Misela sangat panas, di langsung menggendong Misela ke dalam, mengganti pakaian yang Misela pakai dengan baju yang lebih hangat lalu mengompres Misela sepanjang malam. Dia sangat khawatir, tapi salah siapa yang membuat nya begitu emosi semalam?

Samudera menyentuh pipi dan leher Misela dengan punggung tangan nya. Panas sudah mereda tapi Misela belum makan pagi ini. Tadi dia membuat bubur apa adanya tapi Misela hanya makan sesuap lalu memuntahkan isi perut nya lagi. Jadi dia berniat membuat sup ayam, untungnya dia sempat membeli ayam untuk stok makan mereka disini lalu beberapa sayuran sehingga bisa membuat sup.

"Makan ya?" Samudera menyendok sesendok kuah sup lalu meniup nya pelan, setelah merasa kuah sup itu tidak panas lagi dia mengarahkan nya pada Misela. Perempuan itu membuka sedikit mulut nya dan membiarkan Samudera menyuapi nya. "Enak gak?"

Misela hanya diam, pandangan nya selalu lurus. Mata nya terlihat lemah dan lelah.

"Siang ini kita pergi. Kamu harus sehat-sehatin badan kamu Sel. Penerbangan nya bakal lama banget"

Misela juga tak merespon nya lagi.

Samudera terus menyuapi Misela sup ayam itu. Misela terus membuka mulut saat ia menyuapi nya, Perempuan itu sama sekali tak bersuara, tidak mengatakan dia masih lapar atau tidak, tidak mengatakan juga jika dia ingin minum atau tidak.

"Maaf Misela"

Detik itu pula Misela menatap kedua mata Samudera. Tapi tak ada senyuman yang ditunjukkan, hanya air mata yang tergenang di pelupuk mata nya lalu mengalir melewati kedua pipi nya. Mata nya yang sudah sembab menjadi agak bengkak dan memerah. Saat Samudera ingin menyeka air mata itu Misela memalingkan wajah nya lagi dan bersikap seperti sebelumnya.

Samudera diam, dia mengaduk-aduk sup yang di pegang nya lalu ingin menyuapi Misela lagi. Namun tiba-tiba Misela langsung menutup mulutnya dan mual ingin muntah lagi. Samudera meletakkan sup itu di meja dan memberikan Misela air minum untuk mengakhiri sarapan nya pagi ini.

"Istirahat dulu, aku mau beres-beres dapur nanti aku kesini lagi"

Setelah Samudera pergi. Misela menatap lama pintu kamar, dia menghela pelan lalu menuruni tempat tidur untuk berjalan keluar. Dari depan teras dia memandangi pagar tinggi berwarna hitam itu, dia tidak akan bisa pergi sendiri keluar sana, dia tidak akan bisa bertemu keluarga nya lagi, dia akan menjadi tawanan Samudera selamanya. Misela menangis, dia memukul kepala nya sendiri lalu menyeka air mata nya. Dia terus berjalan mengikuti langkah kaki nya melewati taman yang indah tapi dari mata nya keindahan itu sama sekali tidak ada.

Samudera mempercepat kepergian mereka hari ini yang seharusnya besok pasti karena ulahnya yang menelepon Papa semalam. Tidak tau apakah Papa nya bisa menemukan dia disini? Karena Samudera benar-benar memecahkan ponsel itu lalu mematahkan kartu nomornya. Samudera masih mempunyai ponsel lain dengan nomor yang lain juga walau Misela bisa menyentuhnya Misela juga tak bisa membuka nya.

Hingga Misela berhenti pada pagar yang berada di belakang villa. Yang membatasi villa megah ini dengan hutan di belakang nya. Misela melihat lurus ke jalan setapak di depan sana. Tangan nya meraih pagar itu lalu membuka nya. Tapi entah tau darimana keberadaan nya, Samudera langsung menarik tangan nya dan mengguncang kedua bahu nya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang