Promesse: 70

400 66 20
                                    

PROMESSE: 70

"Aku benci kamu Sam..."
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

raya: sam

Samudera mendapati notifikasi pesan masuk dari Sharaya. Samudera tidak ingin sama sekali untuk membalas pesan itu, dia juga banyak pekerjaan yang mau di kerjakan, tidak ada waktu membalas pesan yang tidak penting.

raya: *send picture

Dahi nya mengernyit, foto apa yang Sharaya kirimkan? Namun Samudera masih enggan membuka nya dan fokus kembali pada laptop nya. Ada proyek baru yang membuatnya harus lebih ekstra menggunakan tenaga nya bahkan sampai lembur di kantor.

raya: misela sama tetangga depan kamu itu memang deket ya?

Melihat itu sekilas, Samudera langsung membuka room chat Sharaya. Foto yang dikirimkan Sharaya adalah foto Andhra yang berdiri di depan Misela di dalam halaman kediaman Zarquelon.

you: misela skrng dmn?

raya: cowo itu mungkin ngajak misel kerumah nya (?) aku gak bermaksud apa-apa sam, tapi gak enak kalau diliat orang kan ya? dia itu istri kamu, kok semudah itu keluar masuk rumah orang

Tanpa mempedulikan pekerjaan nya di atas meja kantor, Samudera langsung mengambil kunci mobil nya dan turun ke lantai bawah dengan emosi yang membara. Dia tidak bisa menahan lagi ekspresi kesal dan cemburu nya. Saat ia melewati para karyawan, karyawan-karyawan itu langsung menunduk karena sosok Samudera yang marah sudah sangat mereka kenali. Setelah Samudera pergi mereka berbisik saling mempertanyakan apa yang membuat Samudera marah seperti itu.

Di perjalanan juga dia membawa mobil dengan sering kali menekan klakson dan menyalip-nyalip tanpa mengingat aturan mengemudi. Dia menerobos banyak lampu merah dan membawa mobil dengan kecepatan yang tidak wajar. Satu hal yang ada di dalam kepala nya sekarang hanyalah Misela seorang. Berani sekali Perempuan itu melanggar larangan nya, kenapa Misela tidak pernah mengerti ucapan nya? Selalu membangkang dan membuat nya begitu emosi.

Begitu ia sampai dirumah dia hanya memarkirkan mobil nya di depan rumah saja dan langsung berjalan menuju rumah Andhra. Dari kejauhan dia melihat hanya Andhra saja yang duduk di teras depan, tapi saat ia melangkah mendekat, Misela keluar dari dalam dan langsung duduk di sebelah Andhra. Darah nya terasa mendidih apalagi kedua nya terlihat berbincang dan Misela menatap laki-laki itu.

Selalu ia katakan bahwa Misela hanya miliknya bahkan dia bisa melarang Misela menatap laki-laki lain selain dirinya. Emosi nya tak tertahan, kedua tangan nya mengepal, dada nya begitu sesak, amarah nya sudah di ambang batas.

"MISELA!"

Kedua orang itu melihat ke arah nya, Misela terlihat ketakutan. Samudera menangkap ekspresi itu namun itu salah siapa? Salah Misela sendiri kan? Salah Misela karena tidak menuruti dirinya.

"PULANG!" suara nya sudah bergetar, dia ingin menghampiri Misela dan membawa Misela pergi tanpa membuat keributan dengan Andhra, dia melempar tatapan permusuhan pada Andhra rasanya dia ingin memukul orang itu

Namun, Misela berdiri di depan Andhra seolah-olah dia akan menyakiti Andhra dan tak lama pula Andhra berdiri di depan Misela untuk melindungi Perempuan itu. Samudera tidak dapat menahan gejolak emosi nya dan langsung menarik kemeja Andhra lalu melayangkan satu pukulan ke rahang laki-laki itu hingga jatuh membentur lantai.

"Andhra!"

Samudera mengusap wajah nya saat Misela membantu Andhra dan memprihatinkan lebam di wajah Andhra akibat pukulan darinya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang