Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]

Promesse: 59

PROMESSE: 59

"Suami ku itu teman nya Benua loh"

{Promesse🥀}

"Astaga Camilla makin cantik aja! Eh siapa ini? Menantu kamu ya?"

Camilla mengusap lembut kepala Misela dan tersenyum. "Iya ini Misela, Menantuku"

"Ya ampun Menantu nya gak kalah cantik"

Misela hanya melebarkan senyum untuk membalas nya. "Terima kasih Tante"

"Misel"

"Iya Bun?"

"Bunda nemuin temen-temen Bunda dulu ya. Kamu ambil aja makanan nya terus cari tempat duduk senyaman kamu"

"Aku bareng Bunda aja"

Camilla menyipitkan matanya. "Ambilin Bunda snack, kamu juga ambil buat kamu. Nanti Bunda duduk sama kamu"

"Jangan lama-lama ya Bunda"

"Iya sayang"

Setelah Camilla pergi. Misela berjalan mendekati meja yang berisi berbagai kue. Dia awalnya ragu, namun karna titipan Bunda tadi dia memberanikan diri. Misela mengambil dua piring keramik kecil untuk meletakkan beberapa kue yang ia pilih beberapa saja.

Saat itu pula beberapa suara membuat ia mengalihkan pandangan nya. Tiga Perempuan muda itu menatap nya.

"Kalian panggil aku?" tanya nya pelan, ia takut jika dia hanya kegeeran saja

Salah satu dari Perempuan itu menatap dirinya dari atas hingga ke bawah. "Iya kamu. Kamu Menantu Tante Mila kan?"

"Iya, kenapa ya?"

Perempuan lain nya mengulurkan tangan pada Misela. "Aku Sabita Menantu keluarga Dinata"

"Salam kenal, aku Misela"

Perempuan bernama Sabita itu mengambil segelas minuman di meja dekat ia berdiri. "Suami ku itu teman nya Benua loh"

Hati Misela mendadak tidak enak. Apalagi saat ketiga Perempuan itu menatap nya penuh selidik dan terlihat berbisik. Dia meletakkan kembali piring yang ia pegang.

Sabita kembali bersuara. "Suamiku kenal juga sama Samudera, tapi lebih deket sama Benua. Kamu ini yang nikahnya kemarin yang harusnya batal tapi malah nikah sama Samudera kan?"

"Kok bisa batal Bit?" tanya Perempuan lainnya yang bernama Sasa

"Benua kan meninggal karena kecelakaan Sa. Aku kira pernikahan nya bakal batal tapi ternyata Pengantin Perempuan nya malah nikah sama Kembaran mendiang Calon Suami nya. Aneh banget gak sih?"

"Astaga bisa gitu ya?" sahut Alin, Perempuan lainnya

"Ya bisalah, tau sendiri keluarga Zarquelon kaya raya gitu. Kalau aku jadi dia sih, mau-mau aja. Lagipula Calon pertama udah meninggal kan? Kalau ada yang lain ya nikah aja"

Ketiga nya tertawa. Mata Misela sudah memanas, apalagi mendengar nama Benua dan Samudera direndahkan seperti itu.

"Tolong dijaga bicara kamu ya Sabita. Kamu boleh hina aku, jangan hina Benua atau Samudera tanpa kamu ketahui kebenaran nya"

Alin berdecak dan memasang raut bersalah. "Ah...maaf Misela. Tapi kalau itu fakta nya gimana dong?"

Sasa melipat kedua tangan nya di depan dada dan mendekat untuk membisikkan sesuatu. "Harusnya kamu itu bersyukur karna Samudera mau nikahin kamu. Kasian banget ya Samudera harus nikahin cewe yang ditinggal mati oleh Calon Suami nya"