Promesse: 14

481 104 12
                                    

PROMESSE: 14

"Enggak, ini gak baik-baik aja. Misela kenapa?"
- Kaleno Clarel Rahandika

{Promesse🥀}

Sudah 3 hari berlalu semenjak Misela keluar dari rumah sakit. Jika di hitung sudah satu minggu Misela tidak pulang ke Apartemen Samudera dan tidak juga bertemu laki-laki itu. Setelah pulang dari rumah sakit, Bara melarang dia untuk pulang ke Apartemen Samudera katanya biarkan saja Samudera merenungi kesalahan nya dan untuk sementara Misela tinggal di Apartemen Bara.

Tidak ada anggota keluarga nya, baik Papa atau Abang nya yang tau yang sebenarnya karna Misela bilang kalau dia terkena demam campak yang harus istirahat dan tidak boleh keluar rumah, kalian tau sendiri tidak ada yang peduli kan? Jadi tidak ada yang bertanya dan ingin menjenguk nya. Sedangkan keluarga Samudera juga tidak ada yang tau dia masuk rumah sakit karna bertengkar dengan Samudera kecuali Bara, lalu Kaleno yang tau. Entah mengapa Bara memberi tau hal ini pada Kaleno yang bisa di bilang bukan siapa-siapa? Namun Misela pikir Bara tidak bisa melakukan ini sendiri jadi Bara memberi tau kepada orang kepercayaan nya.

Bara selalu datang pagi, siang dan malam untuk mengecek keadaan nya dan membeli kan makanan. Misela sangat merasa tidak enak, karena Bara sangat baik kepadanya. Sedangkan Kaleno datang di siang hari dan selalu ingin mengajak nya jalan katanya biar refreshing, namun sudah 2 hari Misela tolak 2 kali ajakan itu. Karna tidak enak hari ini Misela menerima ajakan Kaleno sekalian Kaleno akan mengantarkan nya pulang ke Apartemen Samudera. Pagi tadi dia sudah berbicara pada Bara mengenai ini, awalnya Bara ingin dia saja yang mengantarnya tapi karna Misela bilang ada janji dengan Kaleno, Bara mengizinkan Kaleno mengantar Misela pulang.

Misela tambah heran, jika Bara mempercayai Kaleno sebesar ini kenapa dulu Benua sangat melarang keras dirinya dekat dengan Kaleno?.

"Jauh lebih baik?"

"Iya Kak, udah sangat baik dari sebelumnya"

"Setelah ini jangan telat makan lagi Sel, nanti lo dirawat lagi"

"Waktu itu aku memang lagi sibuk banget Kak, makanya gak sempet makan"

"Jaga kesehatan lo Misel. Karna kalau bukan lo, siapa lagi yang mau jaga diri lo"

Misela menoleh sekilas sebelum kembali menatap jalanan lurus di depan. "Kita--mau kemana?"

"Lo suka nya kemana?"

Kemana? Dia suka kemana pun, terserah kemana saja, asal bersama Benua. Dia jadi teringat betapa sering nya dulu, bukan sering lagi, sangat sering, Benua sangat sering mengajak nya pergi walau sekedar duduk di mobil dan mengelilingi kota dengan bercerita lalu kopi yang mereka pesan secara drive thru sebagai teman obrolan mereka, Misela suka itu.

"Misela?"

"Ah--maaf Kak. Aku ngelamun, maaf"

"Gapapa Sel, masih sakit ya?"

Misela menggeleng. Dia melirik kening nya yang di tutupi poni tipis melalui kaca mobil yang baru ia potong beberapa hari lalu, terdapat bekas jahitan yang masih terlihat. Misela tak masalah dengan bekas itu, karna Dokter sudah memberinya salep agar memudarkan bekas nya. Tetapi dia takut orang lain mengetahui hal ini, terutama mertua nya.

"Lo gak usah mikirin Sam, Bara udah bilangin hal ini sama dia. Semoga aja dia ngerti dan ubah sikap nya jadi lebih baik lagi ke lo"

Mobil itu berhenti di sebuah gedung besar yang sangat besar dan mewah. Misela tidak pernah tau ada gedung semacam ini. Karena berdecak kagum melihat interior luar gedung ini, Kaleno yang sudah memanggil Misela keluar sampai tertawa melihatnya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang