Promesse: 32

525 93 22
                                    

PROMESSE: 32

"Kamu gila Kak"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

"Dari mana aja?"

Misela hanya melirik sekilas lalu melanjutkan langkah nya. Namun Samudera malah mendorong tubuh nya ke dinding dan mencengkram kuat pergelangan tangan nya.

"Berhenti bersikap kayak gini Kak"

"Lo juga berhenti mengacuhkan gue" tatapan nya melembut. "Ngerti kan Sel?"

Misela menghindari tatapan itu. "Tolong lepas, aku mau ketemu Kak Raya"

"Jadi gimana? Setuju sama tawaran gue?" Samudera melepaskan cengkraman nya lalu beralih memainkan rambut panjang Misela

"Iya aku setuju"

"Pinter" Samudera mengusap kepala Misela namun Misela menepis nya

"Kak Raya boleh tinggal disini. Tapi sebelum itu kamu harus bilang ke orang tua nya"

"Gak ada yang peduli sama dia. Mama nya juga sering pergi. Dia itu selalu sendiri, kalau lo mau tau"

"Aku gak mau tau, kamu harus bilang ke Mama nya Kak"

"Iya, Sayang. Nanti ya?"

Misela mendorong bahu Samudera. Tapi lagi dan lagi laki-laki itu berbicara suatu hal yang membuat emosi nya naik.

"Raya tinggal di kamar lo. Lo sekamar sama gue. Oh ya, jangan macem-macem lagi ya Sel? Kalau lo gak mau Raya gue apa-apain"

Kedua alisnya terangkat, Samudera terkekeh. Misela mempunyai firasat yang tidak enak. Dia segera meninggalkan Samudera untuk melihat keadaan Sharaya. Semoga apa yang ia pikiran itu salah.

Dia mengetuk pintu. Namun, Sharaya malah berteriak bahwa ia tak mau membuka kan pintu untuk Samudera. Misela semakin takut, dia menyebut namanya agar Sharaya tau yang berada di depan pintu adalah dia.

Jantung Misela dibuat terkejut melihat Sharaya yang berdiri di hadapan nya. Wajah penuh lebam, lalu beberapa luka goresan di kulit tangan nya.

"Kak?" dada nya sesak. "Dia lakuin ini sama kamu?"

Sharaya langsung tersungkur dan menangis pilu. Misela menutup pintu kamar nya dan duduk di hadapan Sharaya.

Tiba-tiba Sharaya menggenggam kedua tangan nya. Tatapan nya begitu ketakutan, bibir nya juga bergetar. "Lo harus jaga diri lo Misela. Pergi yang jauh, pergi dari dia. Jangan disini lagi, dia jahat Misela. Dia seburuk itu. Gue--gue juga mau pergi darisini, gue mau pergi. Gue gamau tinggal sama dia Misela"

Misela mengigit bibirnya tak kuat melihat apa yang Sharaya alami. Ini lebih parah dari Samudera yang menyakiti nya dulu. Benar-benar parah, ini seperti bekas pukulan dan tamparan. "Tenang Kak, tenang. Aku obatin luka nya ya?"

Sharaya menggeleng hebat. "Jangan pergi Misela. Gue takut. Gue gamau sama dia. Tolong bantu gue pergi"

"Kakak harus disini, aku akan jaga Kakak dari dia. Aku akan jaga Kak Raya. Kakak jangan takut ya?"

Sharaya memegangi kepala nya dan menggeleng. "Gue udah hubungi Mama. Tapi Mama gak peduli. Mama gak mau dengerin gue. Sam juga gak peduli. Gak ada yang peduli. Gue--" Sharaya melihat ke arah balkon

"Gue mau mati!" Sharaya berlari menuju balkon kamar. Misela berteriak memanggil Samudera. Perempuan itu sudah ingin melompat ke bawah namun Misela menahan nya, hingga pada akhirnya Samudera datang dan memberikan Sharaya obat

Misela mematung. Ia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Semua seolah terjadi dengan begitu saja. Dia melihat Samudera yang mengangkat tubuh Sharaya ke atas tempat tidur lalu mendekati dirinya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang