Promesse: 25

539 96 14
                                    

PROMESSE: 25

"Itu lebih penting dari gue?"
- Samudera Qashel Zarquelon

{Promesse🥀}

"Bi, Misela dimana?"

Samudera bertanya pada Bi Sarah yang sedang menyiapkan sarapan untuknya. Karna saat ia bangun tadi, dia tidak melihat Misela di dalam kamar, dia juga tidak melihat gadis itu di semua ruangan rumah. Kemana Misela pergi pagi-pagi ini?.

"Nyonya tadi keluar Tuan" balas seadanya

"Dia sudah sarapan?"

"Belum Tuan"

"Gue sarapan sama Misel" setelah mengatakan itu Samudera meninggalkan ruang makan dan berjalan ke halaman depan

Samudera mencari Misela mengikuti arah matanya yang bergerak mencari gadis itu. Dia melihat dengan intens setiap sudut halaman tanpa terlewat sedikitpun. Hingga matanya menemukan Misela yang berdiri memegang kamera berwarna abu-abu memotret beberapa bagian halaman rumah yang mungkin menarik dimata nya. Samudera memperlambat langkah nya menginjak rerumputan agar Misela tak tau kehadiran nya.

Samudera mengarahkan ponsel nya ke arah Misela dan mengambil beberapa gambar yang menurutnya, Misela begitu cantik. Setelahnya ia memeluk Misela dari arah belakang dan menenggelamkan kepala nya di ceruk leher Misela. Aroma vanila yang sangat ia sukai, menyapa lembut indera penciuman nya.

"Gue nyariin lo kemana-mana ternyata ada disini. Kenapa gak ngasih tau hm?"

"Kakak kan masih tidur"

Tumben sekali Misela mengabaikan dirinya, biasanya Misela langsung menyuruh nya menjauh, namun kali ini Misela seolah tidak peduli dan lebih peduli kepada kamera dan pemandangan di hadapan mereka. Samudera mengeratkan pelukan nya dan mendusel di leher Misela, gadis itu hanya menepuk punggung tangan nya dan kembali fokus pada kamera miliknya. Samudera kembali mengganggu Misela dengan mengecup berkali-kali bagian belakang telinga Misela.

"Kak Sam, diem dulu nanti foto nya jelek"

Merasa kesal Samudera membalikkan tubuh Misela dengan mudahnya dan menarik gadis itu lebih dekat ke arah nya.

"Itu lebih penting dari gue?"

Misela terlihat cengo. Kedua tangan nya yang semula bertengger di bahu Samudera kini sibuk meraba leher dan kening Samudera. "Kakak gak enak badan ya? Tapi gak panas, pusing kah?"

Samudera menggeleng. "Fotoin apa tadi?"

"Foto random, pemandangan nya bagus banget. Udara nya adem, asri, bikin tenang" Misela kembali mengarahkan kamera nya untuk mengambil foto, padahal posisi nya masih berada di dalam pelukan Samudera

Samudera merengut marah, dia merebut kamera yang tadinya Misela genggam lalu di angkat nya setinggi mungkin. "Ambil kalau mau" dia tersenyum miring

Samudera berlari dengan membawa kamera milik Misela di genggaman nya. Misela berteriak marah dan mengejar Samudera.

"Kak Sam! Balikin kamera aku!"

"Ambil sendiri!"

"Jangan jahil! Cepet balikin!"

"Kak Sam!!"

"Kak! Balikinn kamera nya!"

Samudera melayangkan tatapan mengejek dengan menggoyang-goyangkan kamera ke arah Misela yang tertinggal jauh di belakang nya.

Tak disangka Samudera malah terpeleset dan jatuh ke rerumputan. Tawa Misela yang terbahak-bahak terdengar mengesalkan di telinga nya.

Samudera membenarkan posisi duduk dengan mengumpat dan Misela yang datang langsung duduk di sebelah nya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang