Promesse: 68

373 57 13
                                    

PROMESSE: 68

"Kalau kamu masih nyakitin aku, kita pisah ya?"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

Suara tangisan Bayi mengalihkan atensi Misela yang akan menuruni tangga. Dia sempat terdiam sambil melihat ke ujung dimana kamar tamu berada. Tangisan tak kunjung berhenti membuat dia mengurungkan niat nya untuk turun ke bawah.

"Non, mau turun ya?"

"Nanti Bi, aku ada urusan sebentar"

"Baik Non"

"Kak Raya dimana?"

"Non Raya di dapur bikinin susu buat Laura"

Setelah mendengar itu Misela berterima kasih dan segera ke kamar yang di tempati Sharaya dan Laura sementara ini. Melihat Bayi kecil meraung tanpa henti membuat dirinya ikut sedih, Misela segera menggendong Laura dengan hati-hati.

"Sayang...kamu laper ya? Cup...cup...cup...tunggu Mama kamu ya" Misela menepuk-nepuk pelan punggung Laura sehingga sekian detik kemudian tangisan nya mereda. Bayi itu menatap dirinya dengan mata sembab, Misela tersenyum dan mencium kening Laura. "Lucunya..."

"Ngapain kamu disini?!"

Misela tersentak mendengar bentakan itu. Dari depan pintu Sharaya masuk dan mengambil alih Laura yang awalnya berada di dalam pelukan Misela. Dia memeluk Anak nya begitu erat seolah dirinya adalah bahaya bagi Laura. Misela tersenyum kecut, sakit hati melihat nya.

"Mau nyakitin Laura?!"

Misela tertawa pelan sambil mengalihkan pandangan mata nya dari Laura kepada Sharaya. "Buruk banget pikiran kamu Kak"

"Terus ngapain kesini? Gak ada kerjaan lain hah?"

"Dia nangis dari tadi, apa salah nya aku bantu tenangin dia? Lagi pula kenapa aku mau berniat jahat sama dia?"

Sharaya terkekeh lalu meletakkan Laura kedalam box Bayi. Ternyata cukuo sulit memancing amarah Misela. "Gimana Sel liat Sam yang sekarang? Masih bertahan?"

Misela mengusap perut nya dan menatap Sharaya dengan datar. "Apa hubungan nya pernikahan aku sama kamu hm? Kamu cuma orang asing Kak, jadi ingat batasan kamu"

"Aku Mama nya Laura, Laura Anak kesayangan nya Sam. Masih bilang aku orang asing?"

Misela lelah, malas menanggapi orang seperti ini, tidak ada habis-habis nya. Membuang energi nya secara sia-sia saja. "Maaf kalau aku ganggu Laura" Misela melewati Sharaya dan berniat pergi darisana namun Sharaya malah menahan lengan nya

"Kamu bisa ambil tempat aku di hati nya Sam. Tapi kamu gak bisa ambil tempat Laura di hati nya Sam, sekalipun Anak kamu ini lahir"

Misela tertawa mendengarnya, Misela sampai tak habis pikir mendengar ucapan itu. Tatapan nya berubah dingin. "Terserah" dia menyentak tangan Sharaya dan keluar darisana

Rasanya begitu sesak berada dalam satu ruangan dengan orang seperti itu. Apa salah nya menenangkan Laura yang sudah dia anggap seperti Anak sendiri. Dia memang membenci Sharaya, Misela akui dia benci dengan Perempuan itu, namun dia tidak pernah menyesali keputusan nya menerima Sharaya masuk kedalam hubungan nya dengan Samudera. Misela tidak menyesal membantu Sharaya menjaga Laura hingga lahir. Walau bagaimana pun Laura tidak salah, Laura tetap Anak nya juga tidak peduli apapun yang orang lain katakan.

"Aku cariin kamu kemana-mana Sel, kamu darimana aja?"

Misela mendapati Samudera yang datang dari arah berlawanan dengan dirinya. Laki-laki itu masih memakai pakaian kantor. "Ada perlu apa?"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang