Promesse: 42

400 75 15
                                    

PROMESSE: 42

"Sam, kamu gak mau ngerasain kehadiran Anak kamu?"
- Sharaya Bianca Adonnica

{Promesse🥀}

Samudera baru saja pulang setelah mengantar Misela ke bandara. Wajah nya murung karna tadi bertemu Kaleno disana. Mata nya menelisik seisi Apartemen yang terlihat sepi. Dimana Perempuan itu?.

"Ray?"

Samudera mendengar suara muntah-muntah dari arah dapur. Dia segera kesana dan menemukan Sharaya yang muntah-muntah di atas wastafel.

"Lo gapapa?" Samudera mengusap-usap punggung Sharaya

Sharaya tidak membalas dan semakin muntah-muntah. Samudera segera ke atas untuk mengambil minyak kayu putih yang mungkin bisa meredakan rasa mual Sharaya.

"Makasih Sam" Sharaya segera mengambil minyak kayu putih pemberian Samudera dan duduk di kursi

"Kita ke rumah sakit ya?"

Sharaya menggeleng. "Gak perlu. Ini mual biasa aja" Sharaya meneguk setengah gelas berisikan air putih hangat dan terlihat memejamkan matanya

Samudera cukup asing melihat Sharaya yang seperti ini. Selama ini Samudera tak pernah mempedulikan kehamilan Sharaya, Misela lah yang mengurus Sharaya selama ini. Samudera mengambil kursi yang berjarak 1 kursi dari tempat Sharaya duduk, Samudera mengambil pisau lalu memotong apel yang berada di atas meja.

"Kata Misel lo harus banyak makan buah"

Sharaya tertawa. Samudera melirik Perempuan itu. "Kenapa?"

Sharaya mengambil alih pisau dan apel yang Samudera pegang. "Kalau kamu potong nya kayak gitu, habis daging buah nya. Potong nya tipis-tipis aja Sam" Sharaya memperagakan cara memotong apel yang benar

"Ya kan mana gue tau" Samudera mengambil selembar roti lalu mengoleskan selai disana, dia baru saja mendapat pesan dari Misela kalau mereka sudah masuk pesawat

Sebuah piring berisi potongan apel tersodor kedepan Samudera. Samudera menaikkan satu alisnya. "Gue niat potong itu buat lo makan"

"Aku sudah"

Samudera mendorong kembali piring buah ke arah Sharaya. "Makan, jangan ngeyel"

Sharaya tersenyum. Sudah lama sekali mereka tidak mengobrol seperti ini dengan Samudera. Sejujurnya Sharaya sangat merindukan masa-masa nya dengan Samudera dulu. Dia suka Samudera yang dulu, dia merindukan nya, walau disisi lain dia juga membenci nya.

Sharaya mengusap perut nya yang sedikit membesar karena kandungan nya sudah memasuki bulan ke 3. "Sam, kamu gak mau ngerasain kehadiran Anak kamu?"

Sharaya memandangi Samudera yang kini menatapnya. "Dia udah mau tiga bulan, Sam"

Samudera sempat terpaku pada perut Sharaya. Melihat Sharaya yang mengusap perutnya dengan penuh hati-hati, ada setitik rasa ingin menyentuhnya. Namun sedetik kemudian Samudera memalingkan wajahnya.

"Lo bisa ke kamar sendiri kan? Gue mau siap-siap ke kantor" ucapnya sebelum meninggalkan Sharaya sendiri

"Kamu belum sarapan Sam!"

"Sudah!"

Sharaya menunduk. Biasanya Samudera makan yang cukup jika sarapan seperti ini. Tadi hanya selembar roti, mana mungkin Samudera kenyang.

"Misel memang berpengaruh dalam hidup kamu ya Sam?" lirihnya

{Promesse🥀}

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang