Promesse: 39

504 85 12
                                    

PROMESSE: 39

"Jangan liat istri gue dengan mata kalian itu"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

Suara tinju samsak bertubi-tubi memenuhi seisi ruangan latihan. Di sudut sana Samudera terus memukul samsak tinju tanpa berhenti sejak 1 jam yang lalu. Bara sudah menyuruh nya berhenti tetapi Samudera tidak mendengarkan Bara dan semakin membabi buta. Padahal laki-laki itu terkena demam semalam akibat hujan-hujanan tapi saat pagi tadi Samudera pergi tanpa jejak membuat Daniel dan Camilla panik akan keadaan Anak mereka. Untungnya Bara tau tempat apa yang sering Samudera kunjungi jika ingin melampiaskan emosi.

Bahkan orang-orang yang keluar masuk sudah berganti hingga meninggalkan Samudera, lalu Bara yang duduk di salah satu sofa menonton tingkah bodoh Sepupu nya itu. Bara tertawa ketika Samudera berhenti dan bersandar dengan nafas tidak beraturan. Bara berdiri lalu melemparkan sebotol air mineral, Samudera tidak mengambil air mineral itu dan ingin berdiri lagi untuk memukul samsak kembali. Namun, Bara menarik lengan nya dan melayangkan satu tinju ke rahang kiri Samudera.

Laki-laki itu meringis. "Lo apa-apaan anjing!"

Bara mendorong Samudera hingga tersungkur ke matras. "Itu belum seberapa. Rasanya gue mau bunuh lo tau gak anjing! Lo ngecewain gue! Lo memang gak bisa jaga Misela!"

Mendengar nama Misela, mata Samudera menajam. "Gue bisa jaga Misela!" desis nya

Bara berdecih, dia ikut duduk di sebelah Samudera. "Kenapa lo pergi gak ngabarin orang rumah?"

"Emang harus ngabarin? Mereka juga gak peduli sama gugatan cerai yang di ajuin tua bangka itu"

"Mulut lo anjing. Tua bangka itu Mertua lo"

"Bodo! Berani banget dia nyuruh gue tanda tangani itu. Sampai kapanpun gak akan pernah gue tanda tangani"

"Sebagai Papa nya tindakan dia itu yang paling benar. Orang tua mana yang gak marah Anak nya di selingkuhi terus selingkuhan nya hamil. Renungi kesalahan lo itu!" Bara mengambil handuk lalu dilemparkan nya kepada Samudera. "Kalau lo mau di batalin, lo mohon dengan cara yang benar. Bukan nya ngamuk kayak kesetanan"

"Gue udah mohon-mohon sama mereka! Tapi si tua bangka itu nampar gue anjing! Terus si Aksa bangsat itu mukulin gue! Kalau gue gak nahan emosi kemarin, udah gue pukulin balik si bangsat itu"

"Sudahla Sam terima aja. Urusin selingkuhan lo itu, Anak lo bergantung sama dia"

"Gue gak peduli. Gue cuma mau Misel"

Bara agak merinding mendengarnya. Samudera memang sudah gila.

"Gue kangen Misel. Mau ketemu" Samudera terlihat frustasi. Dia mengacak-acak rambutnya sendiri lalu mengambil ponsel miliknya. "Dia gak bisa di hubungi. Pesan gak di bales"

Bara kasihan melihatnya. "Lo pulang aja Sam. Istirahat dulu di rumah"

"Lo nyuruh gue istirahat sedangkan gugatan cerai gue udah di proses?! Mikir!"

Bara hanya diam. Dia memperhatikan Samudera yang mengotak-atik ponsel nya. Karena penasaran, Bara mendekat dan melihat apa yang dilakukan Samudera.

"Anjir----lo?!"

Samudera menghela lega setelah melihat layar ponsel nya. Menunjukkan dimana lokasi Misela kini berada, alias GPS yang ia pasang untuk Misela. Bara masih shock, dia tidak menyangka Samudera memasang alat pelacak untuk Misela. Tengkuk nya semakin merinding. "Gak bener anjir" ujarnya dalam hati

Bibir Bara kelu. "Lo---gimana bisa lo masang alat pelacak di Misel? Di hape nya? Kok bisa?"

Sanudera menggeleng. "Bukan di ponsel"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang