Promesse: 31

537 98 11
                                    

PROMESSE: 31

"Maaf Misela"
- Samudera Qashel Zarquelon

{Promesse🥀}

"Misel--"

Samudera langsung terdiam saat Misela melayangkan tatapan tajam untuknya. Perempuan itu keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Samudera melirik ke dalam kamar Misela, dimana Sharaya masih tertidur disana. Misela yang menyuruh Sharaya untuk menginap dulu semalam karena sudah larut sekali dan berbahaya untuk Perempuan itu. Mereka belum membahas hal ini lebih lanjut, karena Misela bilang dia belum mau mendengarkan pembelaan keduanya. Dia lelah dan ingin beristirahat.

Samudera berusaha mendekati Misela tetapi Perempuan itu selalu menghindar. Dia lebih peduli pada alat masak nya, seolah Samudera tidak ada disana.

"Sel" panggilnya lagi

Misela masih acuh. Hingga pada akhirnya Samudera menarik Misela lalu memegang kedua bahu Misela dan membalikkan tubuh Misela agar menghadap ke arahnya.

"Tolong, dengerin gue dulu"

"Apa yang harus aku dengerin?"

Samudera melihat mata yang tersirat kelelahan di dalamnya. Rasa kecewa begitu dalam dan perasaan yang semakin memudar. Samudera merasa Perempuan yang berdiri di hadapan nya ini bukan Misela yang sama yang selalu tersenyum ke arah nya.

"Kamu mau sangkal itu bukan anak kamu? Sedangkan kamu sering ngelakuin itu sama dia?" Misela tertawa lirih. Dia melepaskan kedua tangan Samudera dari bahu nya. "Lihat kan? Kamu aja gak bisa bela diri kamu tentang hal itu. Karna having sex tanpa ada nya status hubungan bagi diri kamu itu sudah biasa Kak"

"Disaat kita sudah menikah aja kamu sering ngelakuin nya sama dia. Kalau sekarang Kak Raya hamil anak kamu dan itu benar. Ngapain aku denger penjelasan kalian? Bukan nya percuma aja?"

"Maaf Misela"

Misela menyeka air mata nya. Lalu mematikan semua kompor dan kembali ke kamar. Dia tidak ada tenaga lagi untuk memasak, dia akan memesan makanan di pihak apartemen saja. Misela bergegas membersihkan dirinya dan berganti pakaian untuk bersiap pergi. Dia tak sanggup lama-lama disini.

Mendengar suara langkah kaki. Misela dapat melihat Sharaya yang menunduk di belakang nya. Perempuan itu baru saja bangun.

"Misela. Gue gak bermaksud bikin hubungan kalian rusak. Gue bisa pergi darisini, gue akan gugurin--"

"Kak!"

Sharaya bahkan tersentak karna teriakan Misela. Misela terlihat memejamkan matanya sebelum menuntun Sharaya untuk duduk di sebuah sofa. "Kak Raya dengerin aku. Jangan berpikiran untuk gugurin kandungan Kakak. Kakak bisa nikah sama Kak Sam. Aku yang bakal pergi ninggalin Kak Sam"

"MISELA!"

Samudera masuk begitu saja dan berteriak penuh amarah. "Gue sudah pernah bilang kan? Jangan pernah berpikir untuk ninggalin gue! Lo itu Istri gue Misela!"

Misela berdiri. "Kak Raya mengandung anak kamu Kak! Anak kamu! Itu anak kamu! Kamu harus bertanggung jawab!"

"Aku gak peduli! Gugurin aja"

Plak...

Sharaya menangis. Dia terkejut dengan pertengkaran kedua nya dan kalimat yang dilontarkan Samudera. Dia tidak menyangka Samudera mengatakan itu. Samudera memegangi pipi nya yang terasa panas. Namun ia tak marah, ia malah memeluk Misela begitu erat.

"Jangan tinggalin gue Misel. Gue gak mau sendiri. Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Kenapa lo gak sadar kalau yang gue mau cuma lo Misela?"

"Lepas Kak!" Misela mendorong tubuh Samudera. Dia memperingatkan jika laki-laki itu jangan mendekati nya lagi.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang