Promesse: 43

389 71 14
                                    

PROMESSE: 43

"Jangan kasih tau siapapun, Kak. Janji sama aku"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

Pintu kamarnya diketuk. Samudera segera berdiri dan membuka pintu kamarnya secara perlahan. Sosok Perempuan yang berdiri di depan kamar nya itu cukup membuatnya bingung. Ini sudah jam sebelas lewat hampir setengah dua belas, ini cukup malam, kenapa Perempuan ini berada di depan kamarnya.

Samudera membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya lalu menoleh untuk memastikan kembali sekarang itu jam berapa.

"Udah malem. Kenapa disini---lo gak tidur?"

Sharaya menggeleng sembari mengusap perutnya. Perempuan itu terlihat enggan menjawabnya.

"Kalau gak penting gue mau balik ngurus berkas. Lo tidur sana"

Sedikit lagi pintu tertutup, Sharaya bersuara. "Pengen jalan-jalan"

Samudera segera membuka lagi pintu nya lebar-lebar. "Ha? Lo ngomong apa?"

Sharaya menggeleng. "Gak jadi, maaf"

Sharaya masuk ke dalam kamar nya lagi dan membiarkan Samudera yang masih berdiam diri di depan pintu. Awalnya Samudera tak mempedulikan Sharaya, tetapi tiba-tiba saja dia teringat kata-kata Misela bahwa Ibu hamil yang mengidam harus dituruti karena itu keinginan dari si Bayi walaupun permintaan nya kadang kala aneh dan tidak masuk akal. Apa Sharaya mengidam?.

Punggung tangan Samudera mengetuk kamar Sharaya. "Maaf. Lo ngidam?"

Sharaya tidak membalas. Samudera menghela pelan dan mengetuknya lagi. "Ayo jalan"

Pintu kamar itu terbuka lebar beserta Perempuan yang menampakkan senyuman sumringah di wajah nya. "Serius? Kamu mau?"

Samudera mengangguk. "Pakaian nya ganti yang lebih tebal. Tunggu gue lima menit"

Mereka tidak pergi jauh-jauh. Hanya berkeliling Apartemen dan membiarkan udara malam menyentuh kulit mereka yang terbungkus pakaian tebal. Sharaya sudah memakai cardigan tebal berwarna coklat serta rok panjang di atas mata kaki. Lalu Samudera yang memakai hodie serta celana selutut.

"Kamu masih sering berenang?" pertanyaan itu meluncur begitu saja ketika mereka melewati kolam renang yang sangat luas

"Gak ada waktu"

"Aku kira kamu masih suka. Dulu kan suka banget" Sharaya menatap Samudera yang terus menghadap kedepan. "Kamu masih suka boxing?"

"Suka"

Sharaya teringat sesuatu. "Kamu inget gak aku yang kepeleset waktu itu disini?"

Samudera tiba-tiba terkekeh. "Gara-gara lo minta foto kan waktu itu"

"Tapi gara-gara kamu! Kamu suruh aku mundur terus, kata kamu kurang pas, backlight dan semacem nya. Kamu sengaja kan waktu itu!"

"Iya, lo ribet sih" Samudera tersenyum

Sharaya juga tersenyum. Kapan ya terakhir kali dia melihat senyuman manis itu untuknya.

"Ray lo mau gue tinggal? Lambat bener"

Karna melamun Sharaya tak sadar Samudera sudah beberapa langkah di depan nya. "Tungguin aku Samm"

"Hati-hati jangan lari-larian!"

Selangkah lagi mendekati Samudera, Sharaya hampir saja terpeleset. Untungnya Samudera segera menahan tubuhnya.

"Udah gue bilang kan? Jangan lari-lari! Kalau lo kepeleset kan bahaya Ray!" Samudera menuntun Sharaya untuk duduk di salah satu kursi yang berada tidak jauh di dekat kolam renang

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang