Promesse: 17

498 84 15
                                    

PROMESSE: 17

"Kak, kamu berantem?"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

"Sam baik-baik aja kan sama lo?"

Netra Bara menatap Misela penuh selidik. Gadis itu mengangguk pelan dan tersenyum samar. Kedua nya duduk di ruang tamu Apartemen Samudera dengan posisi saling berhadapan. Bara memang sengaja datang disaat ini karena dia tau Samudera sedang berada di Apartemen Rakha bersama yang lain. Bara ingin memeriksa keadaan Misela, apakah laki-laki bernama Samudera itu menyakiti Misela lagi.

Karena kemarin malam saat Samudera menelpon dirinya dan bertanya dimana Misela, lalu Bara menjawab kalau Kaleno mengajak gadis itu jalan. Nada suara Samudera berubah drastis, laki-laki itu langsung mematikan ponsel nya sepihak tanpa berbicara apapun. Oleh sebab itu kemarin Bara menelpon Kaleno dan menanyakan apakah Kaleno sudah mengantarkan Misela pulang atau belum.

Misela merapatkan syal yang ia pakai saat Bara memperhatikan dirinya dengan tajam. "Kak Bara udah makan? Kalau belum ayo kita makan sama-sama, aku juga udah masak"

Bukan nya menjawab, Bara malah bertanya kembali. "Serius Samudera gak nyakitin lo?"

"Enggak Kak, Kak Sam baik sama aku"

Oke, katakanlah kali ini Bara mempercayai perkataan itu, walau Bara yakin Samudera pasti melakukan sesuatu kepada Misela. Buktinya Misela terlihat pucat dan memakai pakaian sangat tertutup dan tebal di hadapan nya. Sungguh aneh bukan? Otak Bara tidak bisa berpikir jernih.

"Dia--gak mukul lo kan?"

"Enggak!--enggak Kak, aku gapapa"

Bel Apartemen berbunyi, menandakan pintu akan segera terbuka. Misela membulatkan matanya, itu pasti Samudera. Berbeda dengan Misela yang sangat panik, Bara sangat santai, bahkan ia baru mengambil minuman kaleng yang dari setengah jam yang lalu telah Misela siapkan dan bersandar santai di sofa.

"Misel ada tamu---?"

Langkah Samudera berhenti. Misela dapat melihat sorot yang tenang tadi berubah penuh emosi. Kini mata Samudera menatap dirinya lalu bibirnya tersenyum miring. Bahu Misela menurun, Samudera pasti tak akan memaafkan nya.

"Wah gue jadi heran udah sampai mana hubungan kalian hingga lo berani dateng ke Apartemen gue dan kalian berduaan disini?" tunjuk nya pada Bara dan Misela bergantian

Bara berdiri dan meletakkan minuman kaleng nya di atas meja. "Bukan nya gak beda sama lo? Gue cuma dateng, cewe lo itu nginep disini. Parahan siapa?"

Ucapan itu berhasil membungkam Samudera sekaligus membuat emosi Samudera lebih menggebu.

"Gue sama Misel gak ada hubungan apa-apa, sedari tadi kami ngobrol berdua disini. Sedangkan lo?---" Bara memajukan langkah nya untuk sedikit berbisik agar Misela tak mendengarnya

"---lo pasti main sama Raya dikamar kan?"

Bara tersenyum licik. Lihatlah betapa bodohnya laki-laki ini dihadapan nya. Misela tak pantas bersama laki-laki ini. Apa Bara harus mencarikan Misela laki-laki lain saja dan melupakan janji Benua waktu itu?.

Samudera mencengkram kemeja yang Bara pakai dan menyeret nya untuk keluar. "Keluar lo dari Apart gue!"

"Eits! Tenang bro, gue bisa pulang sendiri. Gak usah repot-repot" dia merapikan kerah kemeja nya lalu mengambil jas yang terlampir di sofa dan ponsel di atas meja, Bara sempat menatap Misela dan mengatakan dari gerakan mulutnya agar Misela berhati-hati

Misela hanya tersenyum tipis. Sudah terlambat, sedetik Bara menutup pintu. Samudera langsung meneriaki dirinya.

"Lo emang gak tau di untung ya? Lo nguji kesabaran gue Misela!" Samudera menekan kedua bahu nya dan menatap mata nya dengan sorot tajam

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang