Promesse: 07

491 110 16
                                    

PROMESSE: 07

"Jadi gimana? Kenapa sama si Samudera itu? Dia gak baik sama lo ya?
- Ruby Luisa Anastasya

{Promesse🥀}

Misela tersentak kaget saat tiba-tiba tumpukan map di letakkan kasar di atas meja ruang kerja nya.

"Lo niat kerja gak sih?"

Misela segera berdiri dan menatap takut laki-laki yang berdiri di depan meja kerja miliknya yang menjadi penghalang di antara kedua nya.

"Gue udah bilang kan jam sembilan tadi ada rapat! Tapi kenapa lo gak dateng hah?!"

"Maaf Kak, a-aku lupa..."

Misela tadi sempat tertidur selama 2 jam karena selama 2 hari ini Misela benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang. Semenjak kejadian 2 hari lalu dimana Samudera meninggalkan dia sendiri untuk menemui Pacarnya, sudah 2 hari juga Samudera tidak pulang ke Apartemen. Misela mengirimkan pesan tetapi tidak dibaca sama sekali, Misela telepon itu juga tidak di jawab. Karena efek tertidur Misela jadi lupa jika ada rapat penting jam 9 tadi.

"Lupa?" Aksara terkekeh, sekian detik tatapan Aksara kembali menajam. "Setelah rapat tadi, Papa ngamuk di ruangan nya"

Misela mengigit bibir bawahnya. Dia memeluk tubuhnya sendiri. Mendengar itu saja Misela sudah lemas dan ingin cepat-cepat pergi saja.

"Gue bisa nolong lo. Tapi...gak gratis" Aksara menyeringai

Laki-laki itu memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana yang ia pakai lalu mendekat ke arah Misela. "Lo liat berkas-berkas ini? Gue mau lo selesaiin ini semua dalam hari ini, bodo amat lo mau lembur atau gimana gue gak peduli"

Aksara menekan kedua bahu Misela dan menatap mata Misela tanpa belas kasihan. "Awas kalau orang lain tau lo yang ngerjain ini semua. Jangan ada yang tau satu orang pun, termasuk Papa. Kalau ada yang tau, habis lo sama gue. Paham?"

Misela mengangguk dengan cepat dan menundukkan kepala nya menghindari tatapan Aksara. Aksara tersenyum lalu mengusap pelan puncak kepala Misela.

"Kan bagus kalau lo nurut gini. Dah ya, gue pergi"

Setelah pintu ruangan nya tertutup kembali Misela mendudukkan tubuhnya di atas kursi lalu memijat pelipis nya pelan. Mata nya menangkap tumpukan map berkas yang ada di atas meja. Lalu membereskan nya dan mengambil ponsel miliknya.

Misela melihat kembali room chat nya dan Samudera namun hasilnya sama saja. Dia mengirimkan lagi pesan lalu menekan tombol panggilan. Lagi dan lagi Samudera tidak mengangkat nya sama sekali.

"Gue harus tanya siapa?"

Memang selama 2 hari ini Misela belum bertanya kepada siapapun karena dia tidak mau keadaan dia dan Samudera diketahui orang lain. Tapi jika sudah begini Misela harus bergegas mencari tau. Misela menutupi wajahnya dengan telapak tangan nya sendiri mencoba berpikir mencari cara agar ada solusi yang cepat yang bisa membantunya.

"Ruby?"

Teringat sesuatu Misela segera menghubungi nomor teman nya itu berharap Ruby cepat mengangkatnya.

"Iya Sel? Tumben nih calling gue"

"Ubi, Kak Sam ada dikantor gak?"

"Pak Sam kan lagi cuti Sel. Dia cuti dari dua hari lalu"

Misela mematung. Samudera mengambil cuti? Demi Perempuan bernama Raya itukah?. "Cu-cuti?"

"Lah, iya kan? Lo kenapa kayak bingung gitu. Apa dia gak ngasih tau lo? Sel? Ini gue yang bingung! Masa lo Istrinya gak tau? Kalian tinggal bareng gak sih?"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang