Promesse: 56

363 63 26
                                    

PROMESSE: 56

"Pokoknya gue harus lebih unggul dari dia dengan cara apapun"
- Sharaya Adonnica

{Promesse🥀}

"Kalian mau kemana?"

Misela melihat Sharaya yang baru menuruni tangga. Dia melirik Samudera sebentar lalu tersenyum. "Mau cari gaun buat pergi ke married nya Kak Rakha"

"Ah iya ya lusa, gue juga di undang Rakha minggu kemarin pas dirumah sakit. Kebetulan gue belum tau mau pake apa, gue boleh ikut gak? Tapi kalau gak boleh gapapa kok, maaf ganggu kalian" dia tersenyum tipis

Misela jadi tidak tega. Dia meraih jemari Samudera lalu di genggam nya. Melalui alis nya Misela bertanya pada Samudera. Awalnya Samudera terlihat enggan, namun pada akhirnya mengangguk.

"Boleh kalau Kakak mau ikut. Kita tunggu disini"

Sharaya langsung tersenyum lebar. "Serius boleh?"

"Boleh"

"Tunggu sebentar ya!" dia segera menaiki tangga menuju kamar nya

Samudera menghela pelan. Dia langsung menarik Misela duduk di sofa dan menyandarkan kepala Misela di pundak nya. "Jangan sering-sering ngajak orang lain kalau kita mau pergi berdua" kata nya

"Maaf Sam, aku gak enak kalau gak ngajak Kak Raya" Samudera tidak menjawab namun Misela merasakan usapan pelan di bahu nya

"Mau makan apa?"

"Eumm..." Misela mengetuk-ngetuk dagu nya. "Aku kepingin cromboloni yang rasa pistachio"

Samudera menyentil kening Misela dengan pelan lalu tertawa. "Aku nanya tuh buat makan siang. Cromboloni nya nanti aja"

"Tapi mau itu"

"Harus makan yang sehat"

"Aku lagi gak kepingin apa-apa. Terserah kamu aja Sam"

"Western mau? Atau mau jepang?"

"Aku tanya kamu dulu, kamu mau makan apa? Kamu nanya aku terus, kali ini kita makan di tempat favorit kamu"

"Hm...makanan favorit aku?"

Misela mengangguk. "Iyaa"

Samudera menatap kedua mata itu lalu mencium pipi Misela. "Ini favorit aku"

"Apasih Sam!" kedua pipi nya memerah

Lagi dan lagi Samudera tertawa. "Yaudah nanti ke restoran favorit Ayah sama Bunda aja, disana makanan nya enak semua"

Setelah Sharaya selesai bersiap mereka pergi ke restoran untuk makan siang dahulu. Dari keluar Apartemen hingga sampai di restoran, emosi Sharaya benar-benar di uji. Tadi saat masuk lift Apartemen dan keluar dari lift Apartemen, Samudera selalu memegangi tangan Misela. Saat berjalan, Samudera selalu menggenggam tangan Misela. Saat masuk mobil, pintu mobil untuk Misela di buka kan Samudera begitu pula saat Misela akan keluar mobil. Radio diputar lagu-lagu yang hanya disukai Misela. Mereka bercanda seolah hanya ada mereka berdua saja padahal Sharaya ada duduk di belakang. Saat di restoran kali ini juga, Samudera bertingkah manis hanya untuk Misela.

MISELA, MISELA DAN MISELA. Rasanya sangat menyesakkan. Bahkan hidangan lezat dihadapan nya ini terasa sangat hambar dan tidak bisa ia telan.

"Gak enak ya Kak makanan nya? Mau pesen yang lain?"

Begitu suara Misela menginterupsi Sharaya langsung menggeleng dan tersenyum manis. "Enak kok, enak banget, tapi lagi gak nafsu aja"

"Sini aku suapin sekali lagi salad nya" Samudera sudah mengangkat sesendok salad sayur untuk Misela. si empu hanya cemberut, masa Samudera memesankan nya salad sih, walau baik untuk kesehatan, tapi dia tidak mau

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang