Promesse: 69

375 61 12
                                    

PROMESSE: 69

"Tapi...El rindu Mommy. El mau Mommy"
-Ansel Gaffi Madava

{Promesse🥀}

Samudera merasa terusik dengan suara ringisan kecil dan sedikit pergerakan di samping nya. Saat membuka mata yang ia dapati adalah Misela yang duduk sambil memegangi pinggang nya. Dia langsung menegakkan tubuhnya dan menyentuh bahu Misela.

"Kamu kenapa?"

Samudera dapat melihat Misela yang sudah menangis. Mata nya sembab dan hidung nya memerah. "Sakit..." lirih nya

"Apa yang sakit?" tanya nya lembut sembari membersihkan jejak air mata di kedua pipi Misela

"Pinggang aku sakit banget. Gak kuat..."

Samudera jadi ikut sedih. Bagaimana cara nya membantu Misela menyalurkan rasa sakit itu. Rasa sakit seperti apa sehingga Misela sampai menangis seperti ini.

"Sel aku tanyain Bunda ya?"

"Jangan Sam, aku gak mau gangguin Bunda"

Samudera meraih ponsel nya lalu mencari di internet cara agar mengurangi nyeri pinggang pada Ibu hamil. Begitu banyak cara yang muncul, dia sampai bingung sendiri namun dia terus mencari karena tidak tega melihat Misela yang seperti ini.

"Sabar ya sayang aku cari cara lain"

Hingga Samudera menemukan beberapa cara yang dapat ia lakukan untuk membantu Misela. "Coba kita benerin posisi tidur kamu ya Sel, baring pelan-pelan. Aku mau kedapur ambil air buat kompres pinggang kamu"

Misela menuruti Samudera dan dibantu Samudera saat berbaring di atas tempat tidur. Rasa sakit itu benar-benar sangat menyakitkan. Kepala nya juga sedikit pusing karena menangis terus dan tidak tidur dari setengah jam lalu.

Misela menahan lengan Samudera, mata nya berkaca-kaca. "Sam jangan lama-lama" dia mendapati tatapan penuh kasih sayang dari laki-laki itu, perlahan Samudera mendekat dan mencium kening nya agak lama

"Cuma sebentar Misela. Aku janji"

Padahal tadi Misela sengaja menahan ringisan dan pergerakan nya agar Samudera tidak terganggu namun akhirnya Samudera juga terbangun. Misela jadi merasa bersalah karena mengganggu waktu tidur Samudera.

Sesuai dengan janji nya beberapa menit kemudian Samudera kembali lagi dengan dua wadah kecil dan mengambil dua handuk kecil di dalam lemari.

"Masih sakit?"

"Masih Sam"

"Aku bantuin duduk lagi" dia menuntun Misela untuk duduk kembali dan mencepol rambut Misela agar tidak mengganggu saat ia akan mengompres nanti

"Aku liat tadi katanya bisa kompres pake air hangat atau air dingin. Jadi nanti aku kompres nya gantian, kamu yang tentuin lebih enak pake hangat atau dingin"

Misela membalasnya dengan anggukan lemah. Misela diam saja saat Samudera dengan telaten mengompres pinggang nya bergantian. Sikap dan suara nya begitu lembut, Misela terbawa emosi karena nya. Padahal Misela selama beberapa hari ini menjadi lebih pendiam dan menjawab Samudera sedikit saja. Misela bertekad untuk mengacuhkan laki-laki itu namun hari ini tanpa adanya Samudera mungkin rasa nyeri di pinggang nya ini tak kunjung hilang. Dia masih membutuhkan Samudera, walau laki-laki itu terus menyakiti nya.

"Jadi kompres nya lebih enak ya mana?"

"Hangat aja Sam"

Samudera mengganti kompresan pinggang Misela dengan air hangat. Dia juga memijat bahu Misela dan mengusap lembut kepala Misela.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang