Promesse: 44

393 70 29
                                    

PROMESSE: 44

"Maaf...maaf"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

Menjadi seorang Ibu?

Misela pernah membayangkan nya, membeli keperluan Bayi dengan Benua. Mengecek kehamilan rutin bersama Benua. Menenuhi keinginan mengidam bersama Benua. Lalu melahirkan Bayi kecil yang menggemaskan dengan Benua disisi nya. Melihat Benua yang menggendong Bayi mereka dengan penuh kasih sayang. Membesarkan seorang Anak hanya bersama Benua. Menjadi orang tua yang baik untuk Anak nya, dengan Benua.

Tidak pernah Misela bayangkan jika di pernikahan ia dan Samudera, mereka akan mempunyai seorang Anak. Seorang Bayi kecil telah hadir di dalam kandungan nya. Tapi disisi lain juga ada Raya, kandungan Sharaya sudah lebih besar dari kandungan nya. Misela tau, sebenarnya Samudera menyayangi Anak itu, Samudera peduli dengan Anak itu, walau Samudera mengatakan ia tidak menerima nya. Bagaimana pun itu Anak Samudera, hubungan antara Ayah dan Anak nya tidak akan pernah terpisah, walau saling membenci sekalipun.

Mungkin terdengar bodoh, kenapa ia tidak ingin memberi tau Samudera secepat ini. Kepergian nya ke luar kota ini juga sudah Misela pikirkan secara matang-matang, Misela menyetujui pergi juga supaya Samudera bisa menjaga Sharaya walau beberapa hari saja. Misela ingin mereka lebih dekat dan Anak Sharaya mendapatkan kepedulian Samudera. Jika Samudera mengetahui kehamilan nya secepat ini, Samudera tidak akan peduli lagi dengan Anak itu, itulah yang Misela tidak mau.

Misela sudah berjanji dari hati nya yang terdalam, ia harus menjaga Sharaya dan Anak yang dikandungnya. Walau bagaimana pun, itu Anak Samudera. Misela merasa dia juga bertanggung jawab atas semua yang Sharaya alami, karna ialah Samudera meninggalkan Sharaya. Dirinya parasit yang menghancurkan dua hidup sekaligus, Sharaya dan Bayi nya. Mungkin jika Misela tidak pernah memasuki kehidupan Samudera. Samudera, Sharaya dan Anak mereka sudah hidup bersama sekarang.

Saat itu Misela ingin pergi yang jauh, dia ingin bertemu Benua kembali. Dia ingin meninggalkan dunia ini, dia hanya ingin Benua nya, Benua nya saja. Tapi Tuhan menitipkan satu nyawa lagi di dalam dirinya. Tuhan ingin dia hidup. Tapi Misela khawatir, bagaimana keadaan Anak nya nanti, Anaknya harus berada di hubungan seperti ini? Misela sangat tidak mau Anak nya tersakiti sedikitpun. Cukup dia saja yang menghadapi kelam nya kehidupan, jangan Anaknya. Jika bisa bertaruh, hancurkan saja dirinya jangan hidup Anaknya.

"Gue anter sampai atas ya?"

Misela tersadar dari lamunan panjang nya. "Gapapa Kak, aku bisa sendiri"

"Gue gak sampai pintu Apart kalian, cuma nganter lo sampai lo nyampe di lantai Apart kalian. Gak masalah kan?"

Misela mengakhiri nya dengan menyetujui tawaran Kaleno. Misela melihat kembali ponsel nya, kenapa Samudera tidak menelepon balik. Padahal pagi tadi Samudera bilang dia ingin menjemput Misela ke bandara, tetapi saat Misela telepon nomor nya 1 jam lalu, nomor Samudera sama sekali tidak dijawab nomor Sharaya juga sama, sama-sama tidak bisa di hubungi. Sebenarnya kemana Samudera? Tiba-tiba menghilang dan lupa menjemput nya. Tidak ada hal buruk kan?.

"Hei kenapa melamun terus sih? Jangan banyak pikiran, gak boleh stress"

"Kepikiran sedikit aja"

Kaleno menyeret koper Misela keluar dari lift lalu memperhatikan Perempuan itu dengan seksama. Sejak Misela tau dia hamil entah kenapa Kaleno merasa Misela menjadi lebih pemurung. Apa lagi yang Misela pikirkan?.

"Lo tau Sel? Lo itu terlalu baik" Kaleno meraih kedua tangan Misela. "Maaf kalau kesan nya ngatur diri lo. Seharusnya lo yang memang lebih disayangi daripada Raya yang juga hamil. Lo Istri sah nya Misel, lo berhak dapetin itu. Lo bilang lo gak mau Anak Raya gak dapet kepedulian Sam. Tapi, apa lo mau Anak lo yang gak dapet itu?"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang