Promesse: 36

459 86 15
                                    

PROMESSE: 36

"Jangan nyusul Kak Nua ya? Jangan pergi"
- Ruby Luisa Anastasya

{Promesse🥀}

"Mereka kemarin dateng ke kantor gue anjing! Kalau gue ketangkep gimana?" Regar menarik kerah kemeja laki-laki itu

Laki-laki itu mendorong bahu Regar dengan kasar. "Gue suruh lo buat pergi ke luar negeri kan? Kenapa lo masih disini?"

"Lo kira gue bisa asal pergi gitu aja? Proyek Perusahaan lagi jalan, gue gak bisa ninggalin itu"

"Itu pilihan lo kalau lo mau ketangkep. Lagi pula ini salah lo, kenapa lo gak hati-hati saat berurusan sama tua bangka itu? Sampai dia ngasih info yang nyudutin lo"

Regar mengacak rambut nya. "Hei! Lo udah janji kan kalau ini gak bakal lanjut? Kenapa tiba-tiba di selidiki lagi? Lo mau jebak gue?"

Bugh...

Laki-laki itu melayangkan satu tinju ke wajah Regar. "Mana gue tau kalau si Renald itu nyelidiki ini lagi! Lebih baik lo cepet ninggalin negara ini. Denger perintah gue?"

"Gue gak bisa tenang walau lari ke ujung dunia pun! Setidaknya lo bantuin biar semua bukti itu hilang! Selama ini lo kan yang ngatur segala nya!"

"Kayaknya gak bisa. Sekarang lo harus nanggung sendiri"

Bugh...

Regar memukul wajah laki-laki itu dan mencekik leher laki-laki itu. "Lo juga ketauan anjing kalau gue ketangkep!"

Laki-laki itu menghempaskan tubuh Regar ke lantai. "Ada bukti?" dia menyeringai

"Room chat kita! Panggilan telepon! Semua nya bisa jadi bukti!"

"Kalau itu semua gak pernah ada?" laki-laki itu mengambil ponsel Regar dan membantingnya hingga pecah berkeping-keping lalu ia mengambil kartu ponsel itu dan mematahkan nya

"APA YANG LO LAKUIN BANGSAT!"

Laki-laki itu memasukkan satu tangan nya ke saku jaket. Dia juga sedikit menaikkan topi nya. "Gue ada rencana biar kita gak ketauan"

Regar terlihat ragu namun dia berusaha berdiri. "Apa?"

"Lo mati!"

Dor...

Tubuh Regar terhempas saat peluru tertembak ke arah kepala nya. Darah memuncrat kemana-mana. Laki-laki itu menyeringai, ia memasukkan pistol dan sarung tangan yang ia pakai di dalam saku jaket. Laki-laki itu mendekat dan tertawa.

"Selamat tinggal Regar Wiliam Sonata. Terima kasih bantuan lo selama ini. Bilang ke Benua kalau gue gak nyesal ngirim dia kesana"

Mata regar mengerjap-ngerjap. Mata nya memburam. "Lo harus bertanggung jawab atas semua kesalahan lo! Lo bakal ke---tangkap---" kesadaran Regar menghilang

Suara sirine Polisi mengagetkan laki-laki itu. "Bangsat!" dia segera meninggalkan gedung kosong itu sebelum Polisi menangkap nya

Saat dia bersembunyi di semak-semak, dia dapat melihat banyak sekali mobil Polisi disana. Entah kapan Regar menelpon Polisi atau ini sudah direncanakan, dia tidak peduli. Regar pasti sudah mati, karna ia menembakkan peluru tepat di kepala Regar.

Setelah ini, bukti apalagi yang akan membuat dirinya tertangkap? Bukan nya dirinya sudah aman?.

{Promesse🥀}

Hari ini Misela mengajak Ruby untuk bertemu di cafe. Misela merasa hanya dengan Ruby dia bisa bercerita segala nya tanpa takut tersebar kepada orang lain. Ruby selalu bisa ia percaya. Ruby satu-satunya teman terbaiknya. Misela sangat menyayangi Ruby. Sangat menyayangi nya.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang