Promesse: 23

544 100 8
                                    

PROMESSE: 23

"Kalau Kakak mau memulai hidup baru sama Kak Raya. Aku---rela kalau kita cerai"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

Mendengar Prancis, orang-orang pasti akan tertuju pada satu kota yang terkenal sebagai pusat mode dunia yaitu Paris. Banyak yang datang kesini untuk melihat objek wisata yang begitu terkenal akan keindahan yang begitu mempesona. Paris adalah ibu kota Negara Prancis, terkenal akan sejarah mengenai budaya Prancis dan sering disebut sebagai kota paling romantis di dunia.

Misela memejamkan mata saat udara segar malam hari memasuki indera penciuman miliknya. Rambut panjang nya beterbangan karena angin malam yang sedikit kencang. Cuaca Paris sangat dingin, dia bahkan sudah memakai jaket khusus musim dingin begitu ia dan Samudera sampai di kota ini. Mereka berdua melewati penerbangan yang berjam-jam untuk sampai kesini, rasanya Misela ingin segera tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Misela ingat terakhir kali ia berdiri di tempat nya berdiri sekarang beberapa bulan lalu disaat ia menunggu Benua datang karna mereka akan mengambil foto prewedding di Paris. Misela tersenyum mengingat kejadian kala itu. Dimana ia melihat Benua datang dengan senyuman manis nya dan langsung memeluk tubuh nya begitu erat.

"Kak Nua bilang setelah kita menikah, kita berdua akan kesini lagi kan? Kakak janji mau ajak aku kesini, tapi kenapa aku kesini sendiri tanpa Kakak?" lirihnya

"Misela?"

Misela segera menghapus jejak air mata di wajah nya lalu berbalik untuk melihat Samudera yang baru saja kembali setelah mengurus berkas keberangkatan mereka.

"Gak kedinginan hm?"

Misela menggeleng. "Enggak"

"Kalau kedinginan pake sarung tangan yang gue kasih tadi. Denger gak?" Misela mengangguk saja mendengar itu

Samudera menggenggam tangan kanan Misela agar mengikuti nya berjalan ke sebuah mobil berwarna hitam yang sudah terparkir di depan bandara.

"Mobil siapa?" Misela kebingungan sendiri

"Mobil gue"

"Ha? Kok bisa?"

"Ayah udah siapin dari sebulan lalu. Kalau gak punya mobil disini, bakal susah buat kemana-mana. Iya kan?"

Misela menyetujui, ucapan Samudera sangat benar walau dia pusing mengingat kehadiran mobil ini. Kenapa Ayah harus membelikan mereka mobil, padahal kan bisa pakai kendaraan umum atau menyewa mobil untuk beberapa minggu. Tidak perlu membeli seperti ini.

"Mau makan lagi?"

Misela menggeleng. Mereka tadi sudah makan di pesawat, karena penerbangan yang jauh mereka juga sudah di sediakan makan malam, jadi Misela tidak lapar.

"Kalau Kak Sam laper kita cari makan dulu"

"Gue gak laper. Gue cuma takut lo yang laper, nanti maag lo kambuh"

Ia hanya menggeleng menunjukkan bahwa dirinya tidak lapar sama sekali. Misela bersandar pada kaca mobil dan memperhatikan kota yang dulu ia tempati selama 2 tahun lama nya. Tak ada yang berubah sama sekali, mungkin hanya dirinya saja yang berubah.

"Eiffel bagus nya kalau malem gini kan?"

"Iya, Kakak mau kesana?"

"Lo mau? Tapi kalau lo udah capek banget, kita langsung pulang aja"

"Aku ikut Kakak"

Suasana begitu ramai, banyak turis dari mancanegara datang kemari untuk melihat bangunan yang menjulang tinggi ke atas itu. Mereka berdua berjalan di sekitar Sungai Seine untuk melihat Menara Eiffel dari dekat.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang