Promesse: 65

360 66 20
                                    

PROMESSE: 65

"Setelah ini Ayah bakal sering nemenin kamu sama Bunda kamu. Kita jalan-jalan terus! Setuju gak Bun?"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

Kediaman ini suasana nya cukup menenangkan Misela. Dia sudah lama tidak duduk di teras dan menikmati hangat nya sinar mentari pagi. Cukup lama tinggal di Apartemen sebenarnya sangat membuat nya bosan. Karena hanya bisa duduk di balkon saja, makanya Misela lebih suka tinggal di rumah seperti ini. Hanya saja dia belum terpikirkan untuk mengajak Samudera mencari sebuah rumah untuk mereka nanti.

Misel berjalan-jalan di taman kecil di depan rumah itu. Dia juga sempat melihat ikan-ikan di kolam dan air mancur yang mengalir disana. Hingga seorang penjual yang lewat membawa gerobak di depan pagar membuat ia mendekat untuk melihat itu menjual apa. Ternyata Kakek yang sudah renta itu menjual bubur kacang hijau.

"Kakek, mau bubur nya Kek" panggilnya ramah

Kakek itu menoleh ke belakang. Senyuman di wajah tua nya terbit ketika Misela memanggil nya. Dia ingin memutar gerobak nya kembali, Misela meminta tolong pada salah satu Satpam untuk membantu Kakek itu memutarkan gerobak nya.

"Bubur nya berapa satu porsi?"

"Lima ribu saja satu porsi"

Misela mengalihkan pandangan nya kepada dua Satpam yang berdiri tidak jauh dari dirinya. "Pak kalau mau pesan saja. Nanti saya yang bayar"

"Aduh Non, kami gak enak sama Non"

"Gapapa Pak, oh iya tolong tanyain Bunda di dalem mau gak bubur kacang hijau nya. Sama yang lain, kalau ada yang mau gapapa. Sama bawain mangkuk nya ya Pak, pake mangkuk kita aja"

"Baik Non. Makasih banyak Non Misela"

Misela berdiri di depan gerobak untuk mengobrol selagi menunggu mangkuk dari dalam.

"Kakek udah lama jualan nya?"

"Sekitar sepuluh tahunan Mbak. Dulu Istri saya yang jualan. Tapi karna dia meninggal, saya yang beralih kerja. Saya juga sudah tua, pekerjaan ini cukup mudah untuk saya yang sudah tua ini" akhir nya dengan senyuman ramah

Misela semakin ingin membantu Kakek ini. Untung saja saat Pak Satpam kembali, dia memberi kabar bahwa Bunda Camilla dan beberapa asisten rumah tangga juga mau bubur itu. Misela ikut senang melihat raut bahagia Kakek itu.

"Bubur Non Bapak taruh di meja teras saja ya?" tawar salah satu Satpam

"Iya Pak, makasih ya"

Misela mengusap perut nya dan berjalan-jalan kecil di depan rumah itu. Hari ini dia cukup bahagia dan tenang. Walau kemarin Samudera tidak kembali karna menemani Sharaya di Apartemen, cukup membuat nya sedih tapi bagaimana pun juga Samudera harus melakukan nya. Ini juga baru hari keempat dia pindah dirumah Mertua nya ini. Misela melamun mengingat dalam hitungan hari Sharaya akan melahirkan, Misela sempat berpikir bagaimana yang terjadi nanti? Apakah akan terus seperti ini? Walau Samudera sudah meminta maaf dan berjanji akan lebih membagi banyak waktu Samudera untuknya, Misela masih belum yakin.

"Mommy? Mommy!"

Suara kecil dan lucu itu mengalihkan atensi Misela sekaligus menyadarkan nya dari lamunan nya. Seorang anak laki-laki berlari ke arah nya dengan senyuman ceria dan langsung memeluk kedua kaki nya.

Misela sempat terkejut, namun senyuman dari wajah itu menenangkan hati nya. Misela juga ikut tersenyum dan perlahan mengusap kepala Anak itu. "Anak baik, Mommy kamu dimana?"

"Mommy?" Anak itu memiringkan kepala sambil menatap dirinya

Misela semakin bingung dibuatnya apalagi Anak itu terus memanggil dirinya dengan sebutan 'Mommy' dan memeluk kaki nya dengan erat. Misela melihat ke rumah di depan nya, pagar terbuka sedikit dan ada satu mobil berwarna hitam di dalam. Dimana orang tua Anak ini?.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang