Promesse: 67

380 66 25
                                    

PROMESSE: 67

"Jangan terlaku akrab sama mereka"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

"Laura sayang...kita udah sampe dirumah Kakek sama Nenek" Sharaya tersenyum memandangi wajah cantik Putri kecil nya

Samudera melepas seat bealt nya dan keluar lebih dulu untuk membuka kan pintu Sharaya. "Gue susah payah bujuk Ayah sama Bunda demi bawa lo tinggal disini. Gue ngelakuin itu cuma demi Laura. Jadi jangan buat keributan terutama sama Misela"

Sharaya hanya turun mobil tanpa mempedulikan ucapan Samudera. Dia berdiri di depan pagar dan mendapati tatapan aneh dari kedua Satpam yang berdiri disana. Dia berbalik mencari Samudera yang kini mengeluarkan beberapa koper miliknya.

Sharaya tersenyum senang, dia sedikit tidak menyangka akan menginjakkan kaki di kediaman ini dan tinggal sebagai Menantu. Misela pikir hanya dia yang bisa tinggal di rumah Mertua? Dirinya juga bisa. Apapun cara nya. Sharaya jadi teringat bagaimana dia melakukan hal ini sehingga Samudera menyetujui hal ini.

"Sam, setelah ini aku sama Laura tinggal dirumah Mama aja--"

"Gue belum setujuin itu kan? Bisa lo buat keputusan sendiri?"

"Maksud kamu?"

"Lo sama Laura tinggal di Apartemen beberapa bulan lagi, Anak kita masih butuh pengawasan gue"

Tentu Sharaya senang kala itu, namun masih sangat kurang. "Kamu gimana? Gak mungkin kamu di Apartemen terus kan? Pasti kamu pulang kerumah"

"Iya, nanti gue bikin jadwal"

Sharaya tidak merasa puas mendengarnya. "Apa guna nya begini Sam? Sama aja kayak kami dirumah Mama dan sesekali kamu kunjungin kami"

"Jadi lo mau apa?"

"Tinggal dirumah Ayah sama Bunda memang nya gak di bolehin ya?" namun Samudera sama sekali tidak merespon sehingga ia memancing lagi. "Aku tau aku bukan Istri sah kamu, Laura juga bukan---"

"Laura Anak aku"

Sharaya menyunggingkan senyuman tipis. "Demi Anak kamu? Kamu gak bisa bilang sama Ayah dan Bunda buat izinin kami tinggal disana? Kalau tinggal bareng kan kamu juga gak repot Sam. Kamu bisa perhatiin Misela sekaligus bisa perhatiin Laura. Selain itu aku juga butuh bimbingan Bunda buat ngurus Laura. Disana banyak yang bisa bantuin aku, sedangkan di Apartemen? Siapa yang bisa bantuin aku? Kalau Misela balik ke Apartemen kayaknya Bunda gak izinin karna kita gak bisa jaga dia. Ini satu-satunya solusi yang tepat Sam"

"Gue minta beberapa asisten rumah tangga buat bantuin lo di Apart"

Sharaya terkekeh sembari mencium kening Laura yang kini tertidur pulas. "Berarti kamu memang gak sayang sama Laura ya? Kalau begitu biarin aku bawa Laura pergi, kamu juga nanti ada Anak sama Misela kan? Gak usah ngasih kasih sayang palsu untuk Laura"

"Gue bujuk Ayah sama Bunda dulu" lalu Samudera meninggalkan ruang inap

Sharaya tidak tau bagaimana Samudera membujuk kedua Mertua nya itu. Tapi yang pasti kini ia akan tinggal di kediaman ini, bukan hanya sebentar, dia dan Putri nya akan tinggal disini selamanya. "Sam, aku sama Laura gak di izinin masuk ya?"

"Kenapa gak dibukain pagar nya? Gak liat ada yang mau masuk?" tanya Samudera pada kedua Satpam disana

"Ma-maaf Den"

Begitu pagar di dorong, Sharaya berjalan memasuki pekarangan rumah sedangkan Samudera bertumpu pada pikiran nya yang kacau. Dia takut, Misela akan keberatan karena dia hanya mengatakan ini pada Ayah dan Bunda saja. Dia juga takut Misela akan menjauhi nya lagi. Bagaimana pun Samudera tau bahwa Misela tidak suka tinggal di satu atap yang sama dengan Sharaya. Entah sejak kapan Misela menjadi seperti itu, tapi yang pasti Misela yang sekarang menjadi lebih emosional dan kini Samudera harus mengendalikan emosi nya juga.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang