PROMESSE: 76
"Lo harus pergi. Lo belum waktunya ada disini"
- Benua Cashel Zarquelon{Promesse🥀}
Ia mengerjap-ngerjapkan mata nya seiring dinding putih yang terlihat dari pandangan matanya. Mata nya bergerak ke kiri dan ke kanan mencari seseorang yang ada di dekat nya. Hingga ia menemukan Andhra yang duduk di kursi sebelah brankar nya, laki-laki itu tertidur sambil bersandar di kursi, Misela tak ingin membangunkan nya tapi Misela lebih ingin tau apa yang terjadi sekarang.
"Dra..." panggilnya pelan
Tangan nya berupaya menyentuh lengan Andhra yang sepertinya masih bisa ia jangkau. Kepala nya sakit dan perut nya juga terasa nyeri. "Andhra..." dia membesarkan volume suara nya karna sepertinya lengan Andhra masih sulit di jangkau
"Andhra..." Misela hampir menyerah, dia menarik lagi tangan nya dengan perlahan namun seseorang langsung menggenggam nya
"Kamu manggil aku La?"
Syukurlah Andhra mendengarnya. Misela mengangguk. "Aku kenapa bisa disini?"
Andhra mengusap lembut punggung tangan Misela. "Kamu pingsan La, tubuh kamu lemes banget. Kata Dokter kamu juga kurang istirahat"
Misela mengangkat tangan nya yang di infus. "Ini berapa lama?"
"Sebentar lagi. Kamu gak bangun dua jam La"
"Dua?"
Andhra mengusap kepala Misela dan memandangi Misela cukup lama. "Kamu di apain sama dia La? Kenapa kamu banyak luka-luka dan lebam?"
"Gapapa Dra, udah biasa" dia tersenyum tipis
Andhra menghela pelan. Sudah biasa katanya? Disakiti seperti itu jawaban nya sudah biasa? Andhra tak habis pikir. Dia mengambil makanan Misela yang diletakkan oleh Perawat di atas meja. Andhra membantu Misela duduk dan menyusun bantal di belakang punggung Misela agar Misela bisa bersandar dengan nyaman.
"Makan dulu ya? Kata Dokter kalau kamu sadar harus langsung makan"
"Dia dimana?"
Andhra yang menyendokkan bubur untuk Misela mendadak diam. Dia belum mendapatkan kabar Samudera sejak Samudera masuk ruang ICU. "Dia di ruang ICU. Kaki dan lengan nya patah La. Tulang punggung nya juga retak. Banyak goresan kecil sampai goresan panjang di kulit dia. Dokter lagi berusaha"
"Aku mau kesana"
Andhra menatap kedua bola mata itu. Apakah Misela mencintai Samudera ya? Padahal laki-laki itu sudah menyakiti nya. "Tapi makan dulu lima suap?"
Misela mengikuti syarat yang di ajukan oleh Andhra dia memakan bubur itu dengan cepat. Dia harus kesana sekarang juga, dia tidak ingin terlambat sedikit pun. Andhra pun mengantar nya menggunakan kursi roda menuju ruang ICU. Pikiran Misela berkecamuk, ada rasa sedih di hati nya melihat Samudera seperti itu, tapi rasa sakit mengetahui ialah yang membunuh Benua nya lebih menyakiti nya. Samudera telah memggoreskan luka yang lebar di hati nya dan tak akan pernah sembuh sampai kapan pun itu.
Saat tiba disana. Ada Adrian, Aksara, Daniel, Camilla, Renald dan beberapa Polisi. Begitu Misela tiba disana Papa langsung memeluknya dengan sangat erat.
"Sayang kamu gapapa?"
Misela mengangguk dan mengeratkan pelukan nya. "Pa...dia gak boleh mati"
Adrian tak menjawab nya selama beberapa saat. "Kenapa?"
"Dia harus dihukum atas perbuatan nya Pa"
Adrian termenung mendengarnya. Suara Misela bergetar, Adrian tau Misela pasti merasa terpukul akan fakta itu. "Doa yang terbaik sama Tuhan. Tuhan pasti membuka jalan nya Misela"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]
General FictionBenua mengikat Misela kekasih nya dan Samudera saudara kembar nya dalam sebuah janji yang seharusnya tidak Benua lakukan Genre: teen fiction,marriage,obsession,murder Update: Senin, Kamis, Sabtu Start: 5 Oktober 2023 Finish: 20 April 2024 #1 aespanc...