Promesse: 49

360 75 25
                                    

PROMESSE: 49

"Ngeliat bidadari"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

Ia melenguh pelan sembari membuka kedua kelopak matanya perlahan dan mengerjap-ngerjap beberapa kali. Begitu fokus ia langsung melihat ke arah jam, disana ia terkejut karna ternyata dia sudah tertidur cukup lama. Semua gorden sudah tertutup dan langit sudah gelap. Tubuhnya juga dipakaikan selimut, padahal tadi Misela rasa dia hanya berbaring asal di tempat tidur. Suara dari balkon kamar membuat dahi nya mengernyit.

"Sam?" panggilnya kecil, dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu yang menghubungan antara balkon dan kamar. Misela mengeluarkan sedikit kepala nya, "Sam?"

Harum daging panggang langsung menyeruak ke dalam hidungnya. Misela mendapati Samudera yang memanggang daging di atas alat grill yang sudah dipenuhi banyak makanan.

"Sayang udah bangun?"

"Udah...kamu kenapa gak bangunin aku?" dia cemberut

Samudera terkekeh. Dia mencuri satu kecupan di pipi Misela. "Kamu tidur nya nyenyak banget. Aku kasihan bangunin nya, aku mau bangunin kalau udah mau makan aja. Tapi kamu nya udah bangun"

Misela mengambil alih capit yang Samudera pegang dan bergantian membalik daging di atas pangganggan. "Kenapa tiba-tiba banget? Ada acara hm?"

Samudera memeluk Misela dari belakang dan menumpukan kepala nya di bahu perempuan itu. "Gak boleh ya quality time sama Istri sendiri?"

Misela mengulum senyum. Hati nya menghangat, semakin hari Samudera semakin menggemaskan. Ia menjawab dengan malu, "Boleh..."

Samudera melepaskan capitan yang Misela pegang lalu membalik tubuh perempuan itu untuk menghadap nya. Di tuntun nya kedua tangan Misela untuk ditaruh di kedua pundak nya.

"Sel, aku minta maaf tentang kejadian hari ini. Aku gak bermaksud nyakitin kamu, aku gak ada maksud lain selain penuhin keinginan Bayi itu. Kamu tau kan aku cuma sayang kamu? Aku---"

Misela mengangguk. "Aku ngerti, aku paham sama keadaan kamu. Jangan minta maaf terus Sam...bunga sama surat dari kamu itu sudah sangat cukup. Aku suka keduanya"

Samudera tak menjawab. Misela mengerutkan kening nya melihat Samudera yang hanya diam memandangi dirinya.

"Sam?" Samudera masih tidak membalas, Misela menunjuk pipi Samudera dengan telunjuk nya, laki-laki itu juga tidak menjawab. Berakhir Misela kesal dan menarik hidung mancung Samudera. "Samuderaaa!!" teriak nya

"Jangan ganggu aku!"

"Ganggu apa sih?! Kamu ngeliatin terus gitu, emangnya liatin apa?"

"Ngeliat bidadari" Samudera tersenyum nakal

Misela mengembungkan kedua pipi nya menahan malu dan marah bercampur jadi satu. Misela tiba-tiba menjerit karena Samudera mengigit pipi kanan nya, sedikit sakit sehingga Misela mendorong Samudera ke belakang.

"Kamu apa-apaan sih gigit pipi orang sembarangan!"

"Kamu lucu banget, makanya jangan lucu-lucu jadi orang"

Jiwa sensitif nya kembali. Mata nya berkaca-kaca dan bibir nya sedikit mencebik kesal. "Sakit tau..."

"Sayang maaf...janji gak gitu lagi. Jangan nangis ya?" Samudera meraih pipi Misela dan di usap-usapnya bagian pipi yang ia iseng gigit tadi

Misela menepis lengan Samudera dan mengangkat daging yang sudah matang. Dia merajuk.

"Sayang, jangan ngambek sama aku"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang