Promesse: 40

445 73 6
                                    

PROMESSE: 40

"Boleh, mau bareng?"
- Kaleno Clarel Rahandika

{Promesse🥀}

Misela menunggu dengan diam di kamarnya. Di bawah Samudera datang bersama Ayah dan Bunda untuk membujuk Papa dan Kak Aksa agar membatalkan perceraian. Misela bingung, kala itu dia tidak menolak dengan perceraian ini tapi melihat reaksi Samudera, Misela takut laki-laki itu akan nekat. Apalagi saat Samudera bilang dia akan mati jika tidak bersama Misela. Misela tidak mau melihat kematian lagi, walau semua orang akan mati, setidaknya jika Misela bisa mencegah, maka akan Misela lakukan walau mengorbankan hidupnya.

Mungkinkah Misela harus memberikan Samudera 1 kali kesempatan lagi untuk laki-laki itu merubah diri menjadi lebih baik. Sejahat apapun seseorang, memberi kesempatan pada orang itu tidaklah buruk kan. Jika dia tidak kembali bersama Samudera, Samudera juga akan keras kepala untuk tidak mempedulikan Sharaya. Padahal beberapa hari lagi ada jadwal pengecekan kandungan Sharaya yang sudah Misela atur dengan Dokter kenalan nya.

Mata Misela terhenti kepada tumpukan album di atas meja dikamar nya. Dia ingat, ini album kenangan nya dengan Benua. Awalnya Misela lebih senang menyimpan foto di dalam ponsel nya. Tapi sejak dia pergi bersekolah lagi ke Paris, dia mulai gemar untuk menyimpan foto di album khusus. Misela menarik kursi di dekat meja dan duduk disana. Tangan nya mengusap album berwarna putih tulang dengan hiasan stiker lucu di depan cover nya.

Mata nya memanas. Dia selalu saja begini. Misela teringat, bahwa yang memasang stiker di cover album itu adalah Benua. Benua menghias nya saat Benua datang ke Paris untuk foto prewedding. Misela membuka album pada lembar pertama, bibirnya tertarik membentuk senyuman lebar. Ada foto Benua disana. Benua yang meletakkan nya sendiri agar Misela selalu mengingat dirinya ketika membuka album.

Katanya, "Foto aku harus ada di lembar pertama biar kamu inget aku terus, La"

Padahal album miliknya itu 60% isinya foto benua, 5% fotonya dan 35% foto nya dan Benua. Tanpa Benua taruh foto nya di lembar pertama, foto Benua sudah berderet rapi di setiap lembar nya.

Saat menikah Misela ingin membawa album ini bersama nya saat pindah ke Apartemen Samudera. Tapi karena takut Samudera merasa sakit hati, Misela tidak jadi membawa nya, Misela takut Samudera akan berpikir macam-macam dan beranggapan Misela tidak menganggap dirinya ada.

Jika dilihat-lihat, seisi kamar Misela itu penuh dengan barang-barang pemberian Benua. Dari boneka, foto dalam pigura yang terpajang, hiasan dinding, aksesoris rambut, gelang, cincin, kalung, lampu tidur berbentuk kupu-kupu, lilin aroma terapi, dress lucu yang Benua beri, tas lucu, sepatu dan lain-lain. Benua selalu melihat Misela sebagai Anak kecil, jadi Benua selalu memanjakan Misela padahal Misela bilang jangan berlebihan seperti itu padanya, tapi Benua tidak menurut dan selalu bilang.

"Apapun di dunia ini semua untuk kesayangan aku"

Tapi yang paling sering Benua beli untuknya itu aksesoris rambut. Seperti bando, jepit rambut, scrunchie, pokoknya yang berhubungan dengan benda-benda menggemaskan yang bisa dipakai di rambut selalu Benua beli untuknya. Kata Benua, kalau ada sesuatu di rambut Misela, Misela jadi makin lucu dan manis. Benua suka melihat rambut Misela yang seperti itu. Makanya kotak aksesoris rambut Misela sangat banyak dan Misela menyayangi semuanya.

Perhatian Misela kembali beralih ke foto-foto di dalam album. Di setiap foto Misela selalu menulis tanggal dan apa yang sedang mereka lakukan di foto itu. Seperti beberapa foto ini.

 Seperti beberapa foto ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang