Promesse: 47

382 70 10
                                    

PROMESSE: 47

"Terima kasih karna udah jadi teman yang baik buat aku. Aku gak mau kehilangan teman sebaik kamu Kak"
- Misela Ester Manggala

{Promesse🥀}

Haloo maaf kemarin gak up, wp ku bermasalah untung aja ini bisa balik😔

"Sel?" seseorang menepuk bahu nya

Misela mendapati Kaleno yang tersenyum menatapnya. Dia membalas senyum dan menyuruh Kaleno duduk di sebelah kursi Rumah sakit yang ia duduki. Ingat kan saat Kaleno bilang padanya jika Kaleno ingin menemani Misela mengecek kandungan nya? Kaleno mempertanyakan itu lagi kemarin melalui room chat. Misela tidak enak jika menolak dan mencari alasan. Lagi pula ia sudah menyetujui persyaratan waktu itu, agar Kaleno selalu menemani dirinya sebelum Samudera mengetahui kehamilan ini.

"Maaf kalau gue telat. Belum dipanggil?"

Misela menggeleng. "Gapapa Kak, aku juga baru sampe" Misela menoleh ke kiri dan ke kanan, pasien Dokter Desi tidak terlalu banyak, mungkin karna jadwal yang agak sore ini

"Aku tadi ketemu Kak Nua"

Kaleno tersenyum. "Jadi Nua udah tau?"

"Sudah, tapi aku nangis lagi" Misela mendengus lemah. "Aku gak bisa nahan tangis aku kalau ketemu Kak Nua, kenapa ya?"

Kaleno memperhatikan mata sembab Misela, walau sudah ditutupi make up tipis, mata sembab itu masih terlihat dari sudut pandang nya. "Karna lo sayang dia Misel" Kaleno mengusap kepala Misela dengan pelan

Misela jadi teringat sesuatu. "Kak aku tadi ketemu sama penjaga disana. Dia ngasih tau aku kalau akhir-akhir ini ada cowo yang kunjungin Kak Nua. Dia minta maaf sama Kak Nua"

"Minta maaf?"

"Iya, penjaga itu gak tau nama nya siapa karna dia gak mau ganggu orang itu. Kalau disamperin dan nanya ke dia nanti ganggu"

"Lo minta ciri-ciri orangnya gak?"

"Ah...iya harusnya aku minta ciri-ciri orang itu ya" sesal nya

Kaleno menghela pelan. "Gapapa, mau bantu gue selidiki?"

"Selidiki? Nanti Kakak repot" Misela sedikit menunduk, "Lagian gak penting juga Kak"

"Gue gak repot. Gue bisa minta tolong orang buat pastiin itu. Tapi...itu kalau lo mau Sel. Gue gak maksa juga"

Misela berpikir. Menimbangkan usulan Kaleno. Dia sebenarnya sangat ingin tau siapa orang itu dan alasan nya apa kesana dan terus meminta maaf pada Benua. Apakah ada kesalahan yang laki-laki itu perbuat pada Benua ketika Benua masih hidup.

Begitu namanya dipanggil. Misela menjadi diam. Kedua tangan nya mengepal kuat. Dia takut bertemu Dokter Desi di dalam. Namun Kaleno mengelus kedua pundak nya dan memastikan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Tante..."

Dokter Desi melipat kedua tangan nya dan menyuruh Misela duduk di kursi yang telah disediakan. Mata nya menangkap Kaleno yang bersama Misela, dahi nya menjadi berkerut mungkin bingung laki-laki ini siapa.

Dokter Desi menghela pelan dan duduk di kursi nya. "Sudah masuk minggu ke berapa?"

Misela menunduk. "Minggu kedua" cicitnya pelan

Dokter Desi meletakkan pena nya di atas meja setelah menuliskan beberapa kata pada kertas Pasien milik Misela. Dokter Desi melirik sebentar ke arah Kaleno. "Kenapa gak sekalian kemarin sama temen kamu itu?"

"Aku...." Misela menghindari tatapan Dokter Desi. "Aku--Suami ku belum tau"

"Kenapa?" tanya nya bingung

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang