Promesse: 77

405 69 16
                                    

PROMESSE: 77

"Kita gagal mendidik Anak kita Camilla. Ini pembalasan Tuhan dari kita"
- Daniel Zarquelon

"Aku Ibu yang buruk"
- Camilla Shanaya

{Promesse🥀}

Palu sidang dipukul menandakan sidang hari itu selesai. Samudera dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan nantinya akan di pindahkan ke penjara pusat. Sidang itu tanpa reporter dan semacam nya. Walau kasus ini sangat besar jika di publikasikan tapi keluarga Sonata, Zarquelon dan Manggala setuju untuk tidak membesar-besarkan nya.

Dimata Dunia, Daniel telah mengatakan bahwa Samudera Cashel Zarquelon pergi ke luar negeri dan akan tinggal diluar negeri selamanya dan tidak mencampuri urusan bisnis lagi. Dan sekarang Bara Guntur Sebastian lah yang akan menggantikan posisi Samudera, dimana Bara adalah keponakan Daniel satu-satu nya.

Tatapan Samudera kosong dengan kedua tangan di borgol. Polisi sudah membawa nya menuju sel tahanan sementara, sebelum nanti di pindahkan ke penjara pusat. Samudera malu untuk menoleh ke belakang walau hanya melihat kedua orang tua nya. Dia malu telah merusak nama keluarga besar nya. Membuat malu semua orang, membuat kecewa semua orang, membuat orang tercinta nya pergi meninggalkan nya.

Padahal beberapa bulan lalu dia berharap kedepan nya akan hidup berbahagia dengan Misela seorang. Namun kenyataan nya dia akan berakhir di penjara selamanya. Samudera rasa semua ini bahkan tidak cukup menjadi hukuman yang ia dapatkan. Harusnya dia mendapatkan hukuman yang lebih berat. Samudera juga tidak membenci Misela, semua yang Misela lakukan hanya agar Benua mendapat keadilan.

Dia ingin menemui Misela tapi tidak bisa. Bahkan keluarga Perempuan itu menyembunyikan tempat pemakaman Misela dari semua orang. Papa Mertua---mantan Papa Mertua nya itu memutuskan segala hubungan dan komunikasi dengan keluarga nya. Mereka bagai orang asing sekarang. Samudera teringat ucapan kedua orang tua nya bahwa Adrian juga menahan Camilla dan Daniel untuk menyentuh tubuh Misela setelah operasi dilakukan. Kata Bunda nya, Adrian benar-benar kecewa dan marah pada mereka semua dan mengatakan bahwa dia menyesal mengenal mereka semua.

Samudera duduk di lantai sel tahanan yang dingin. Dia melihat Polisi mengembok nya dengan gembok yang tebal. Dia bersandar pada dinding dan melihat cahaya kecil yang masuk dari ventilasi sel tahanan nya.

"Misela apa kamu udah ketemu Mama kamu disana? Kamu pasti bahagia ya ketemu Mama kamu?" mata Samudera berkaca-kaca lalu dia menunduk meredam tangis nya di antara kedua kaki yang dia tekuk. "Kamu ketemu Nua juga ya? Kamu senang kan Misela? Aku ikut senang kalau kamu senang. Maafin aku yang bodoh ini, maafin aku yang gila ini, maafin aku yang selalu nyakitin kamu Misela. Aku cinta kamu...aku selalu sayang sama kamu. Aku kangen kamu Misela..."

"Hidup aku hancur tanpa kamu Misela..." dia menekan kepala nya sendiri berharap semua ini hanya mimpi saja dan saat bangun nanti dia akan melihat Misela nya lagi

Terdengar langkah kaki mendekat. Suara langkah itu berbeda dari Polisi di sekitar nya karena ketukan lantai dan sepatu itu terdengar seperti langkah seorang wanita. Samudera tau, itu langkah kaki seseorang yang menggunakan high heels.

"Samudera"

Samudera mengangkat kepala nya. Mata nya memanas melihat dua orang itu, terutama Laura yang berada di pelukan Sharaya.

"Raya?"

Sharaya mengalihkan pandangan nya pada Laura dan tersenyum menatap Putri nya. Samudera langsung berdiri dan ingin memegang tangan kecil Laura namun Sharaya langsung mundur dan memberi jarak antara mereka bertiga.

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang