Promesse: 35

483 82 12
                                    

PROMESSE: 35

"Kalau gue rebut Misel? Gimana?"
- Kaleno Clarel Rahandika

{Promesse🥀}

"Mulai sekarang sampai Anak itu lahir lo tinggal di kamar Misel. Misel sama gue satu kamar. Ngerti?"

Sharaya menjawab nya dengan sekali anggukan lalu masuk ke dalam kamar. Misela hanya menghembuskan nafas nya kasar melihat tingkah Samudera itu. Hari ini Samdudera menikahi Sharaya. Walau itu tidak sah di mata hukum, Samudera melakukan nya atas ancaman Mama Sharaya.

Ayah dan Bunda sama sekali tidak datang. Kedua orang itu sepertinya sangat marah kepada Samudera. Bahkan seolah tak peduli apa yang akan Samudera lakukan. Sebaliknya, mereka selalu menanyai Misela dan meminta Misela mengabari mereka selalu.

"Sel, pernikahan ini gak akan buat gue lupain lo--"

"Kak kamu harus adil, kamu harus bagi perhatian kamu untuk Kak Raya" final nya sebelum masuk kamar untuk membersihkan diri

Sambil berendam dengan air hangat. Misela mencoba membuang semua pikiran yang mengganggu dirinya beberapa hari terakhir. Selang 15 menit, Misela segera membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi. Setelahnya ia membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur. Melihat jam menunjukkan hari sudah semakin siang. Tapi kepala nya tiba-tiba pening. Ia juga kedinginan. Mungkin efek kelelahan karna tidak tidur nyenyak akhir-akhir ini.

"Sel, lo gapapa?"

Suara itu membuat Misela menarik selimut nya lebih ke atas, meringkuk dan memejamkan mata. Dia sedang tidak ingin di ganggu.

Misela merasakan langkah kaki Samudera kian mendekat dan naik ke atas tempat tidur. Selimut nya perlahan disingkap dan Samudera menyentuh keningnya.

"Lo sakit?"

"Enggak" Misela menepis pelan tangan Samudera dan menaikkan kembali selimut nya

"Kita ke rumah sakit ya?"

"Aku gapapa. Kalau udah tidur nanti sembuh"

Bel Apartemen berbunyi. Samudera segera keluar kamar untuk melihat itu siapa. Misela mengeratkan selimut nya kembali dan memejamkan mata. Tapi suara berisik itu membuat dirinya terusik.

"Mana Raya? Raya! Raya!"

Misela menyibak selimut dan mengubah posisi nya menjadi duduk. "Kak, itu siapa?"

Pintu kamar nya terbuka. Sosok yang berdiri di depan sana membuat dia segera turun dari tempat tidur.

"Loh? Kok kamu? Raya mana? Raya gak sekamar sama Sam?"

Itu Mama Sharaya. Wanita itu menatap nya tajam dan membuka pintu kamar sebelah. Misela mendekat dan Sharaya telah keluar dari kamar nya.

"Mama kenapa buat keributan?" tersirat kelelahan dari wajah Perempuan itu. Dia juga terlihat tidak enak dengan Samudera dan Misela

"Mama kesini mau cek keadaan Apart ini takutnya sesuatu terjadi" Wanita itu melayangkan tatapan sinis ke arah Misela. "Dan ternyata bener. Kalian itu kan pengantin baru, ya harus sekamar! Kenapa Sam? Istri kamu ngelarang Raya satu kamar sama kamu?"

"Ini Apartemen aku. Aku berhak nentuin siapa aja yang nempatin kamar disini. Misela gak ada sangkut paut sama hal ini, jadi jangan salahin Istriku. Ngerti, Mama Mertua?" jawab Samudera

Wanita itu melipat kedua tangan nya. Dia tak peduli dengan Samudera. Dia kembali menatap Misela. "Kamu itu harusnya sadar. Raya itu hamil Anak nya Sam! Harusnya kamu sebagai Perempuan paham, kalau Istri yang mengandung harus ditemani Suami nya! Kalau Raya kenapa-napa karna dia sendirian di kamar siapa yang mau tanggung jawab? Kamu?"

Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang