BAB 19 ; Mulai Dekat?

16 7 0
                                    

Salah satu bentuk apresiasi pembaca kepada penulisnya. Penulis akan senang dan bersemangat karena secara langsung kalian mendukung dan menghargai karya nya.

Salam Nur

•••

"kak boleh masuk?" Tanya Anez setelah mengetuk pintu dua kali, namun tidak ada respon sama sekali.

"Kak." Mengetuk lagi.

"Ada apa?" Tanya Abram setelah membuka pintu dengan mata memerah mungkin habis bangun tidur.

"Boleh ngobrol sebentar?"

"Mau apa lagi?"

"Sebentar aja."

"Buruan." Ketus nya dan membiarkan pintunya terbuka lalu dia duduk diatas ranjang dengan diikuti Anez.

"Kak nanti jam enam sore aku mau ke kedai, kakak gak kangen apa sama kedai setengah hati gitu," ucap Anez hati-hati sebenarnya Anez masih takut jika tiba-tiba Abram membentaknya lagi.

"Buat apa lagian tu bukan kedai saya, kamu yang mau kan dasar serakah."

"Subhanallah, kak ko gitu ngomongnya. Aku gak pernah anggap itu kedai aku, itu milik kita berdua yang ayah kasih waktu kita masih kecil."

"Halah bilangnya milik berdua, taunya kamu galapkan uang untuk kepentingan dirimu sendiri." Tandas Abram dengan rahang mengetat dan mata yang tajam membuat Anez takut dibuatnya.

"Aku ga begitu kak, bahkan aku selalu nunggu kak Al pulang buat kita sama-sama ngurus kedai bareng-bareng lagi kaya dulu."

"Jangan sok naif kamu, udahlah sana saya mau tidur." Dorong Abram membuat Anez tersungkur untung tidak terlalu keras, namun begitu masih terasa perih di kedua lutut Anez dan tangan kanannya yang tergesek lantai.

"Awas ya jangan sampe mengganggu, saya gak segan-segan bikin kamu tidak bisa berkutik." Tunjuk Abram dengan penuh amarah, lalu mengangkat tubuh Anez supaya berdiri dengan kasar dan mendorongnya keluar dari kamarnya dan...

Brak

Anez terjengkit kaget, dia hanya bisa mengusap dadanya dan berdoa agar ditabahkan dan dikuatkan agar bisa menerima kenyataan ini.

~•~

"Berarti bener udah fix ya," ucap Carel menegaskan.

"Yaudah nanti malem kita ketemu sama owner nya," ucap Ethan memutuskan.

"Tapi gue penasaran kenapa bisa tu kedai di buat sama yang dulunya masih kecil." Lanjut Ethan penasaran.

"Lo ngomong belibet amat than, dahlah intinya tuh kedai udah lama berdiri kitanya aja yang kudet." Ceplos Le membuat Ethan menatap Le tajam. Melihat tatapan Ethan padanya membuat dia ketar-ketir dan akhirnya hanya bisa menyeringai.

Mereka sedang berada di rumah Ethan, lebih tepatnya dibelakang rumah Ethan yang sudah terbangun rumah minimalis untuk Ethan dan teman-temannya berkumpul.

Mereka sedang berada di rumah Ethan, lebih tepatnya dibelakang rumah Ethan yang sudah terbangun rumah minimalis untuk Ethan dan teman-temannya berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang