BAB 33 ; Berita Terbaru

14 2 0
                                        

HAPPY READING

•••

Sesampainya di Rumah, Anez bergegas turun dari motor Bryan, tidak peduli Bryan yang menyuruhnya turun dengan hati-hati fokus Anez adalah keadaan kakaknya sekarang. Apalagi sesampainya di Rumah sudah ada mobil polisi dan satu motor polisi.

Mata Anez membelalak saat melihat Abram diseret oleh dua orang laki-laki, Abram memberontak dia tidak mau dibawa oleh polisi atau bahkan sampai masuk penjara.

"Kak Al." Anez mendekati Abram, namun Abram membalas dengan menatapnya tajam.

"Jangan sok peduli! Kamu sendiri kan yang mengadukan ke pihak kepolisian?" Anez menggeleng, mana mungkin dirinya rela melihat kakaknya diseret polisi begini.

"Enggak-" bahkan dia tidak mampu meneruskan ucapannya karena tidak sanggup.

Kedua polisi itu membawa Abram ke mobilnya, diluar gerbang sudah ada para warga yang melihat penangkapan Abram. Mereka saling berbisik-bisik dengan penilaian mereka masing-masing.

Ethan yang baru sampai di Rumah Anez pun merasa shock, baru kali ini banyak para warga mengepung Rumah Anez dan jangan lupakan mobil polisi yang membawa Abram.

"Ada apa?" Tanya Ethan pada Bryan yang akan melangkah menghampiri Anez.

"Lo ngapain disini?"

"Ngamen gue, ya gue tanya sebenarnya ini ada apa?" Bryan hanya mengidikkan bahunya, dan berjalan menghampiri Anez yang terduduk dipelukan Bi Ara.

"Pak maaf, kalo boleh tahu sebenarnya ada apa, kenapa bapak membawanya?" Tanya Ethan kepada salah satu polisi yang menggunakan motor.

"Kamu siapanya keluarga ini? Kami tidak bisa memberikan informasi valid kecuali sama keluarga atau orang terdekatnya." 

"Saya temannya pak."

"Baiklah, begini atas nama Abram Malvino Baihaqi atau biasanya dipanggil Abram terjangkit peminum aktif narkoba, selebihnya saya akan bicarakan ini di Kantor Polisi bersama keluarga atau orang terdekatnya."

Polisi itu pergi mengendarai motornya mengikuti mobil yang sudah melaju beberapa menit yang lalu.

Sementara Anez sedang duduk bersama di sofa ditemani oleh bi Ara dan Bryan.

"Bi Ara, sebenarnya kenapa kak Al bisa dibawa ke Kantor Polisi?"

"Neng Anez, Bi Ara gak tahu. Tadi tiba-tiba tiga orang polisi datang ke Rumah, dan mengecek ternyata Abram nyimpen narkoba gitu neng, Bi Ara gatau apa-apa itu juga baru pulang dari minimarket.

"Ya Allah," lirih Anez. Anez bingung, kenapa pihak kepolisian sampai bisa mengendus tentang obat-obatan itu, sedangkan Anez sendiri berusaha menutupinya.

~•~

"

Kak Al, jangan khawatir ya, nanti aku berusaha mengeluarkan kak Al disini," ucap Anez. Daritadi Anez berusaha bertemu dengan kakaknya, tapi baru kali ini dia bisa bertemu.

Abram menatap tajam Anez. "Jangan sok peduli kamu, kamu sendiri kan yang menginginkan saya disini?" Ketus Abram, sontak Anez menggeleng. Bahkan Anez tidak tega melaporkan kakaknya sendiri ke pihak kepolisian.

"Tidak kak Al-"

"Bahkan saya lebih baik disini daripada bertemu kamu yang tidak tahu diri." Walaupun nadanya tampak seperti santai, tapi membuat hati Anez nyesek sendiri.

Anez menepis rasa sakit itu dan berusaha tersenyum. "Eh iya kak Al, aku bawa makanan. Kak Al jangan lupa makan, ya?"

Anez yang menyodorkan goodie bag nya langsung ditepis oleh Abram secara kasar, sehingga makanan itu terjatuh ke lantai dan berserakan tidak menentu.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang