FOLLOW @nuraileana
VOTE, COMENT AND SHAREHAPPY READING
•••
"Mang Adi kita ke kantor polisi dulu," ucap Anez yang baru saja duduk di mobil.
"Kenapa ke kantor polisi, Neng Anez harus banyak istirahat," nasihat Mang Adi.
"Gapapa, aku hanya ingin bertemu Kak Aldi."
Mobil pun melaju. Harusnya Anez langsung pulang ke rumah karena hari ini dia diperbolehkan pulang setelah bed rest di rumah sakit.
Saat perdebatan terakhir Ethan dan Anez akhirnya Ethan meminta Bi Ara saja yang menjaga Anez, ia menyakini Anez tidak akan mau ditemani olehnya.
Anez yang tidak betah di rumah sakit selalu ingin pulang, dokter sudah menyarankan untuk bed rest sampai benar-benar fit, tapi karena Anez memaksa ingin pulang ia diperbolehkan setelah dua hari di rumah sakit.
Di lapas, Abram bahkan sedang kebagian bersih-bersih dengan tahanan lain di lapangan lalu di panggil oleh salah satu polisi.
"Abram, ada yang ingin bertemu denganmu." Katanya.
Abram menyimpan sapu lidi di dekat pohon, lalu pergi mengikuti polisi tersebut. Saat sampai di ruangan ia langsung berwajah datar saat melihat bahwa adiknya yang sedang membesuknya.
Hingga beberapa menit Abram duduk Anez tidak berkata sekalipun membuatnya heran, apalagi saat melihat wajah Anez yang terlihat pucat dan cekung membuatnya khawatir.
"Ada apa?" Tanyanya datar.
"Apa ada yang disembunyikan Kak Al?" Tanya Anez lemah.
"Tidak ada," jawabnya singkat.
"Jangan berbohong, aku tahu penyebab ayah kecelakaan," ucap Anez lirih seperti sudah tidak punya tenaga lagi buat marah dan menuntut penjelasan.
Deg
Kali ini wajah Abram yang pucat, dadanya bergemuruh riuh, ia seketika gelisah apa benar adiknya sudah mengetahui apa yang terjadi.
"Ketika bangkai terkubur lama, ia tetap akan tercium juga. Aku sangat membenci orang yang suka berbohong. Aku ingin tahu tentang kecelakaan ayah." Mata Anez menatap Abram intens, matanya sudah tidak lagi menangis mungkin air matanya sudah mengering.
"Iya kematian ayah karena aku," jawab Abram jujur.
"Saat itu, aku sedang mengirimkan paket yang entah apa isinya itu adalah paket temanku. Saat di jalan entah kenapa kepalaku sangat pusing, mataku sudah tidak fokus melihat jalanan dan akhirnya kecelakaan itu terjadi. Aku sempat pingsan, lalu tersadar saat para warga mengerumuni penumpang di balik mobil, disitulah aku tahu ternyata ayah adalah korban, aku tidak berdaya lalu meninggalkan motor yang sudah hancur dan barang-barang yang ku bawa di dalam tas. Sejak saat itu rasa bersalah menghantuiku." Jelas Abram. Mata Abram bahkan sudah berkaca-kaca, ia akan terus merasa bersalah selamanya karena bagaimana pun ia adalah pelaku utama kematian ayahnya.
"Kenapa Kak Al lari jika merasa bersalah?" Geram Anez.
~•~
Tiga tahun lalu adalah hari kelulusan Abram setelah mendapatkan gelar SE. Abram dan teman-temannya merayakan hari kelulusan mereka di salah satu rumah teman mereka.
"Minum, minum." Tawar laki-laki berambut keriting.
"Minuman apa itu warnanya agak coklat?" Heran Abram.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Teen FictionKehilangan dan rahasia terus menghantui Anez. Dari kematian orang tuanya, hingga ia mengetahui rahasia tentang kematian ayahnya dan penyakit yang disembunyikan ibunya membuatnya meninggal. Namun, adanya Ethan memberikan warna dan arti cinta sesunggu...