BAB 47 ; Seorang Pengecut

6 1 0
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW NuraIleana
VOTE, COMENT, AND SHARE

HAPPY READING

•••

"Jadi Kak Al, eh maksudnya kakak saya tidak mau?" Tanya Anez untuk emastikan.

"Tidak, Mba. Mas Abram sudah kami bujuk berkali-kali tapi dia tetap dengan keputusannya." Jelasnya. "Mba, ada kabar terbaru dari kepolisian bahwa persidangan diundur jadi lusa. Saya juga baru tahu tadi pagi, seharusnya minggu depan jadi lusa nanti, Mbak." Lanjut pengacara itu.

"Ya sudah, Pak. Terimakasih. Nanti saya akan kesana untuk berbicara dengan kakak saya." Putus Anez.

Panggilan pun terputus. Anez menyimpan hp nya di atas nakas dan bersip turun dari ranjang, namun dihentikan oleh Brayn.

"Nez, kamu mau ngapain?" Cegah Brayn saat melihat Anez melepaskan infusnya.

"Aku harus ketemu sama Kak Al, Brayn. Jangan cegah aku."

"Tapi kamu masih sakit, Nez. Kamu harus banyak istirahat."

"Jangan larang aku Brayn, please..." lirih Anez bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu masih lemas, Nez. Jangan dipaksa, biar aku yang datang ke Kak Al." Bujukan Brayn dihiraukan oleh Anez. Anez malah fokus membersihkan darahnya dengan menggunakan tisu karena infusnya yang dicabut paksa.

"Nez! dengarkan aku. Aku akan datang ke kantor polisi dan ngobrol sama Kak Al, kamu cukup istirahat aja, Nez. Jangan keras kepala," ucap Brayn sedikit meninggi.

Wajah Anez mendongak, matanya menatap tajam kearah Brayn. "Apa yang mau kamu obrolkan sama Kak Al? Emang dia akan mendengarkanmu? aku yang adiknya pun dia tolak apalagi kamu, Brayn. Jangan larang aku. Aku harus ketemu sama Kak Al, terserah mau dia menolak itu bagaimana nanti." Jelas Anez panjang lebar.

"Nez, tapi..."

"Jangan larang aku, Brayn! Jika kamu gak mau antar, ya sudah aku bisa naik taxsi."

"Baiklah, tapi kamu jangan pergi sendiri. Pakai jaketmu, takutnya di jalan masuk angin."

Mau tidak mau Brayn harus mengikuti kemauan Anez, ia pun cukup khawatir jika Anez dibiarkan pergi sendiri.

~•~

Setelah sampai di rumah, Ethan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, berkali-kali mencoba tidur, namun matanya tidak mau terpejam.

"Argghh! Kenapa sih gue." Teriak Ethan, dia cukup kesal dengan dirinya kenapa sih susah banget melupakan bayangan dimana Anez sedang bersama Brayn. Bahkan Ethan berpikir mereka sedang tertawa bersama menceritakan hal random.

Ethan mengambil sebuah buku paket siapa tahu dengan membaca materi dia bisa lupa dan menghilangkan kegelisahannya. Tiap lembar terus ia ganti tetap saja otaknya tidak bisa berfikir jernih.

"Lo kenapa sih kayak orang gila." Hinanya pada diri sendiri. "Kenapa sih Nez, lo gak bisa apa jawab kalo lo juga suka gue gitu, biar gue bisa jauhi dedemit kayak Brayn dari lo."

Tok tok tok

Suara ketukan mengalihkan atensi Ethan. Pintu kamarnya terbuka perlahan menampilkan Claudia sang ibu tercinta.

"Sudah pulang, nak? Nih, mumpung Mami bikin bacang ayam kesukaanmu." Claudia menyimpan piring  berisi tiga bacang di atas nakas samping ranjang.

"Mami bisa bikin bacang?" Heran Ethan.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang