BAB 59 ; Sama-sama Hancur

8 1 0
                                    

FOLLOW NuraIleana
VOTE, COMENT, AND SHARE

HAPPY READING

•••

"Emang buah jatuh gak jauh dari pohonnya."

Celetukan seseorang menyadarkan Anez yang sedang berjalan di koridor sekolah. Semua tatapan mengarah padanya dengan berbagai macam pandangan.

Anez sudah biasa dengan pandangan meremehkan dari teman-temannya, tapi hari ini berbeda mereka malah semakin takut dan marah sekaligus padanya.

"Gak nyangka, bisa jadi emang sekeluarga punya bibit pembunuh."

"Emang psyco dia. Gue takut banget sumpah, gimana kalo diantara kita beneran bakalan ada yang jadi korban selanjutnya?"

"Sttt, lo pada diem aja. Selama lo diem lo aman, hati-hati aja."

"Emang keliatan alim juga gak cukup kalo gak bener-bener dipraktekkan ilmunya."

Bisikan demi bisikan membuatnya gelisah. Apa yang telah terjadi? Anez tidak memperdulikan mereka ia terus berjalan menuju kelasnya. Saat melewati mading orang-orang yang dari tadi berkerumun seketika membubarkan kerumunannya saat Anez datang.

Dengan takut Anez melihat sesuatu di mading, tidak lama air matanya merembes. Sesakit ini melihat fakta yang tidak masuk akal baginya. Anez merobek semua gambar dan tulisan yang ada di mading.

"Heh, Nez. Lo harusnya sadar diri kalo lo punya bibit pembunuh dari kakak lo sendiri, bener bukan apa yang gue bilang kalo buah jatuh gak jauh dari pohonnya." Ejek teman seangkatannya yang memang sudah dikenal nakal.

"Jangan so tahu, kamu gak tahu tentang keluargaku. Ini salah ini pasti fitnah!" Tegas Anez.

"Fitnah apa Nez? Justru disana tertera bahwa kakak lo yang narkoba itu pelaku pembunuhan ayah lo sendiri. Lo harusnya mikir, percuma dengan pakaian tertutup lo yang nyatanya lo nodai dengan kelakuan lo sendiri."

"Diam! Kamu gak tahu apapun, jika benar ayahku meninggal karena kakakku biarlah Allah yang mengadili, tapi jangan sekali-kalinya kamu hina pakaianku, aku cuman sedang memperbaiki diri." Marah Anez.

"Eist, Lo jangan bawa-bawa tuhan deh kalo lo juga pengkhianat. Harusnya lo udah di dalam penjara, gimana sih si Aldi orang ibunya ditusuk sama ni orang malah dibikin dia bebas." Ejek orang itu.

"Huuu." Sorakan dari siswa dan siswi membuat telinga Anez pengang.

Anez berlari dan berputar balik, saat matanya tidak sengaja melihat Ethan dan di sampingnya ada Mega membuat hati Anez hancur. Berarti dari tadi Ethan hanya menonton kebodohannya di depan mading. Anez berlari sekencang mungkin ia tidak memperdulikan tentang ujiannya.

Sedangkan disudut koridor Caramel dan Naomi yang melihat itu semua hanya diam tanpa melerainya.

"Nao, ini gimana?" Cemas Caramel.

"Ikut gue." Ajak Naomi.

~•~

Suara petir bergemuruh terus menerus, langit mulai mengelap, hingga hujan pun turun sangat deras membasahi bumi. Orang-orang berlarian mencari tempat berlindung kecuali Anez yang diam di taman menikmati hujan sambil menangis.

"Ya Allah apalagi ini, fakta apa ini. Kenapa Kau senang sekali membuatku menderita?" Gumam Anez lirih di balik hujan deras, ia memukul-mukul dadanya dengan sangat keras mencoba menghilangkan rasa sesak di hatinya.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang