BAB 18 ; Mulai Ada Perasaan

14 6 1
                                    

Salah satu bentuk apresiasi pembaca kepada penulisnya. Penulis akan senang dan bersemangat karena secara langsung kalian mendukung dan menghargai karya nya.

Salam Nur

•••

"Anez."

"Nez."

Langkah Anez terhenti ketika ada dua orang yang memanggil berbarengan, mata Anez menelusuri siapa yang memanggil.

Di barat ada Ethan dan di Utara ada Brayn, keduanya melangkah menghampiriy Anez.

"Kenapa?" Tanya Anez heran, keduanya sama-sama masih menggendong tasnya.

"Bareng sama aku ke kelas," ucap Brayn.

"Harusnya gue yang bareng," sela Ethan tidak mau kalah.

"Hah." Anez ngeblank, tidak mengerti apa yang terjadi hari ini.

"Iya kita bareng." Sambung Brayn tanpa menggubris Ethan yang disampingnya.

"Tapi kan jalur kelas kita beda, kenapa kamu gak langsung ke kelas setelah dari parkiran samping?" Tanyanya heran. Biasanya Brayn tidak pernah memarkirkan motornya diparkiran depan karena jika parkir disana kalo mau ke kelas IPS harus jalan jauh, untungnya disamping sekolah dekat kebun ada parkiran yang mana tidak jauh dengan gedung jurusan IPS.

"Nah makanya nez, jauh-jauh jalan sini mending bareng gue yang emang sejalur." Kompor Ethan sembari tersenyum miring kepada Brayn.

Brayn menatap tajam kearah Ethan dan ekspresinya berubah saat melihat kearah Anez, dirinya malah terkekeh sambil garuk-garuk tengkungnya. "Itu aku mau ke perpus cari buku panduan. Tahu kan pelajaran sosiologi yang belajar tentang orang-orang masalalu, temasuk manusia yang berasal dari MONYET nah itu ada di pelajaran IPA juga tentang organ dalam hewan," kelit Brayn yang tidak sepenuhnya salah, namun pas kata 'monyet' dia sengaja menekankan katanya dan melirik kearah Ethan.

"Garuk-garuk tengkuk atau kepala, banyak menjelaskan biasanya itu bohong ga sih." Sindir Ethan santai, orang yang disindir menatap tajam kearah Ethan seperti ingin membunuh.

"Lo kenapa dah Yen, kaya yang kesindir gitu kan emang bener kan nez yang gue ucapkan," kekeh Ethan dan beralih mengajak mengobrol Anez meminta pembelaan.

Anez yang sedari tadi bengong merasa heran dengan kedua orang didepannya yang semua murid tau galak dan tegas membuat mereka segan pada Brayn dan Ethan. Tapi yang Anez lihat sekarang seperti anak kecil yang rebutan roti.

"Yaudah kalo mau ke perpus." Sela Anez menengahi.

Anez, Brayn dan Ethan berjalan menyusuri koridor sekolah yang sedikit demi sedikit mulai rame.

Brayn dan Ethan yang dibelakang Anez malah saling sikut, Ethan dengan tampang licik tapi elegan dan Brayn dengan tatapan tajam tapi cool.

"Eh Brayn kamu mau kemana, kan perpus belok kanan bukan lurus." Sela Anez ketika Brayn malah mengikuti Anez hingga mau menaiki tangga.

"Aku cuma mau temenin kamu nez, supaya gak diganggu anak setan." Delik Brayn pada Ethan yang malah terkekeh.

"Wus, ko kamu ngomongnya jelek." Tegur Anez pada Bryan yang malah menampilkan dua jarinya tanda damai sambil menyengir memperlihatkan giginya.

"kamu pergi aja nanti keburu masuk kelas."

"Yaudah aku duluan ya, Anez kamu harus hati-hati orang jahat tampang baik itu emang ada."

"Apaan sih, udah sana." Kesal Anez, setelahnya Bryan berbelok kearah kanan. Padahal dia tidak akan ke perpustakaan itu hanya alasannya saja supaya masuk akal.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang