BAB 22 ; Mencari Seseorang

13 3 0
                                    

Salah satu bentuk apresiasi pembaca kepada penulisnya. Penulis akan senang dan bersemangat karena secara langsung kalian mendukung dan menghargai karya nya.

Salam Nur

•••

Mobil putih berjalan menyusuri tiap-tiap tapak perjalanan, tadi sore saat pulang sekolah Brayn ikut pulang ke rumah Anez dengan menunggangi motor ninjanya, sedangkan Anez dengan mobil yang biasa mengantar dan menjemputnya.

Setelah menyimpan motornya di rumah Anez Brayn berganti pakaian dan ikut duduk di kursi depan bareng pak Adi yang menyupiri mobil, sedangkan Anez dibelakang sendiri sembari melihat-lihat pemandangan berupa kendara-kendaraan dan bangunan-bangunan tinggi yang dilewati mobilnya melalui kaca mobil yang tertutup setengah.

Tidak lama mobil ini berhenti di sebuah gedung tinggi nan besar, patung nama yang terbuat dari marmer terpampang jelas di tengah-tengah rerumputan yang bertuliskan DANUAR MD.

"Masya Allah, ternyata pemandangannya asri ya." Puji Anez setelah turun dari mobilnya, matanya menunjukkan binaran serta senyumnya merekah. Dipandangan mata Anez pandangan ini langka apalagi disebuah perusahaan atau tempat produksi seperti ini, disana terdapat berjejer pohon-pohon diujung sana serta rerumputan dibawahnya seperti taman.

"Iya bagus banget, kamu suka?" Tanya Brayn setelah berada disisi Anez.

"Aku suka, dulu ibu juga kepengen rumah kita kaya dikelilingi kebun, banyak pohon-pohon atau tanaman-tanaman yang mempercantik rumah gitu."

"Bagus banget impiannya."

"Tapi ibu udah gak ada sebelum kebunnya jadi," ucap Anez sendu.

"Jus kok ngomongnya kemana-mana, sekarang kamu ke dalam soalnya takut nungguin lama pemiliknya." Sanggah Brayn mencoba mengalihkan kesedihan Anez.

"Yaudah, kamu mau ikut ga Yen?"

"Emang boleh?"

"Iya boleh."

Anez dan Brayn masuk ke perusahaan itu, lalu bertanya kepada resepsionis bahwa Anez ada temu janji dengan CEO. Adinda yang tertera di name tag mengantung itu menelepon seseorang dan tidak lama teleponya ditutup.

"Ditunggu ya, nanti kalian akan ditunjukkan oleh pak pak Omar."

"Baik kak." Senyum ramah Anez sembari menunggu beberapa menit orang yang ditunggu datang dan menunjukkan letak ruangan Omar Danuar Khan selaku CEO produser film Danuar MD.

"Ini ruangannya, silahkan masuk saja sudah ditunggu oleh pak Omar."

"Baik terimakasih pak."

Setelah mengetuk mereka berdua dipersilahkan duduk di sofa yang sudah ada di ruangan itu.

"Selamat sore, oh ya kalian pasti capek mau minum apa?" Tanya pak Omar ramah, bahkan lesung pipinya sampe terlihat.

"Tidak apa-apa pak, tidak usah merepotkan." Sanggah Anez grogi.

"Oh yaudah kalo begitu."

Klik

Pak Omar menelepon seseorang untuk datang kesini, setelah beberapa menit ada seorang karyawan perempuan datang dan menyuguhkan mereka dua gelas teh 1 kopi espresso, dua botol air mineral kecil dan biskuit.

Brayn dan Anez kaget padahal tadi Anez sudah menolak malah disuguhkan.

"Sudah tidak usah sungkan, sekarang santai saja mau makan juga bisa." Canda pak Omar membuat Brayn dan Anez ikut terkekeh.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang