Halo sahabatku, sahabat Nura jangan bosan sama ceritanya.
Boleh mengomentari asal tidak menjudge karya orangSee you
•••
Laki-laki paruh baya memasuki sebuah ruangan bawah tanah, dia menghampiri seseorang yang sedang memperhatikan komputer besar yang menampilkan setiap aktivitas seseorang di komputer tersebut.
"Gimana?" Tanya laki-laki itu.
Orang yang sedang duduk di kursi beroda itu berbalik badan, dia tersenyum kepada laki-laki tersebut. "Sebentar lagi om, gak akan lama." Orang itu kembali membalikkan badannya lagi menghadap komputer.
"Selamat datang di penderitaanmu Anez," ucap orang itu dengan menampilkan senyum culasnya.
Di komputer itu memang menampilkan segala aktivitas Anez. Anez mungkin tidak tahu selama ini yang terjadi bukan karena ketidaksengajaan, tapi ada campur tangan seseorang didalamnya.
***
Di ruang tengah, Anez sedang menunggu seseorang. Abram, Abram yang dia tunggu, setelah kemarahan Abram yang dilampiaskan ke Anez, lagi-lagi Abram tidak pulang membuat dirinya gelisah.
Jam sudah menunjukan waktu Cinderella tapi Anez belum mau beranjak. Anez berdiri, berjalan dan menaiki tangga, dia bertujuan untuk datang ke kamar Abram.
Entah kenapa kaki Anez berjalan kearah kamar Abram, perasaan tidak tenang sedari tadi. Anez melihat pintu kamar Abram, dia ingin masuk tapi dia takut Abram akan marah jika dia tahu Anez masuk ke dalam kamarnya.
Lama menunggu di depan kamar Anez memberanikan diri membuka pintu, dia berharap kamar Abram terkunci. Tapi, ternyata pintunya tidak terkunci.
Beberapa hari yang lalu, Anez tidak sengaja melihat beberapa butir obat berada di tong sampah. Anez berpikir, mana mungkin ada obat jatuh ke tong sampah kecuali ada yang membuangnya.
Anez sempat bertanya ke mang Adi dan Bi Ara, takutnya memang mereka sedang sakit dan tidak sengaja terbuang obatnya. Tapi mang Adi dan bi Ara tidak mengakui obat itu milik mereka. Anez tidak mau berpikiran negatif, tapi sekaan keberadaan obat itu harus diungkap milik siapa, kemarin lusa saat di malam hari Anez tidak sengaja Abram meminum obat yang sama dengan yang ada di tong sampah ini. Apakah Abram sakit? Tapi sakit apa?.
Anez berjalan pelan, tangannya mencari sesuatu siapa tahu ada obat itu lagi. Setiap laci tidak terlewat Anez periksa, hingga laci ketiga dia mendapatkan satu botol kecil berisi tablet.
"Ini seperti masih baru." Gumam Anez. Isi botol itu masih penuh, tapi dia tidak tahu tablet itu termasuk obat apa karena botol itu polos tidak ada nama atau merek apapun.
Anez mencari lagi dan...
Hap
Anez tidak sengaja memegang serbuk yang terbungkus plastik kecil diselipan buku. Namun, Anez belum sempat mengamati, karena suara langkah kaki membuat Anez menyimpan kembali serbuk tersebut diselipan buku itu lagi.
Jantung Anez berdetak tidak karuan, pandanganya mengarah ke pintu yang masih tertutup.
Ceklek
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Teen FictionIni tentang Anez yang harus kehilangan kedua orangtuanya juga kakak nya yang dulunya menyayanginya menjadi luka untuk Anez setiap harinya. "Ayahku mengajarkan aku tentang menjaga diri dari orang jahat ibuku memperkenalkanku dengan arti cinta, namun...