BAB 39 : Rehabilitasi

17 2 0
                                        

Halo maaf baru update...

Happy Reading

•••

Seperti biasa setelah pulang sekolah Anez selalu menghampiri toko kuenya apalagi sekarang launching produk baru.

Ting

Suara bel terdengar dari atas pintu tanda seseorang masuk ke dalam toko. Anez menghampiri Luna yang sedang berdiskusi dengan Mega.

"Gimana sudah siap disebar produk barunya?" Tanya Anez.

"Kalo itu udah siap nez, tapi untuk produk barunya mau dikasih diskon berapa buat menarik perhatian?" Kata Luna sembari memegang iPad ditangannya.

"Terus kata Kak Lucky gimana? Udah pernah diskusikan ini?"

"Kalo Lucky, nah itu keluar orangnya panjang huntu bangen kamu," kekeh Luna sembari menabok punggung Lucky.

"Kak Luna bisa aja, huntu apaan hantu?" Tawa Mega pecah.

"Kalo kata orang Sunda sih huntu itu artinya gigi."

"Ada-ada aja Kak Luna ini." Mega hanya bisa geleng-geleng kepala sembari terkekeh.

"Kak Lucky jadi udah dikasih diskon untuk Croissant nya?"

"Kalo diskon udah, seperti yang udah kita bicarakan kemarin 10% tapi kalo lo mau nambah lagi itu bisa diubah," jawab Lucky.

"Gapapa kasih 10% aja terus kasih minuman gratis Kak Lucky yang kemarin kita buat."

"Mojito?" Kata Mega.

"Iya itu, kita kasih 3 rasa. Original, blackcarent, sama strawberry."

"Oke aku edit lagi, terus mau di posting kapan?" Tanya Luna.

"Sekarang aja Kak Luna kalo bisa sore ini, jadi besok udah bisa mulai penjualannya." Mereka mengangguk setuju.

"Oiya Nez, ada beberapa yang udah lamar untuk CV aku belum cek jadi aku nanyain dulu sama kamu Nez," ucap Luna memberitahukan.

"Boleh nanti aku cek, tapi kira-kira menurut kalian mereka diposisikan apa aja?"

"Kalo menurut gue bagian editing dan sosial media butuh atau pemasaran, jadi Luna bagian kasir atau keuangan aja sama bagian dapur kalo bisa dua dan pengirim barang diharapkan laki-laki," ucap Lucky memberi saran.

"Yaudah itu saja semoga mereka bisa mumpuni."

Akhirnya obrolan mereka selesai dan mereka kembali pada kerjaan masing-masing.

~•~

"Ethan," panggilan tegas Isya yang sedang duduk di ruang tengah sedang menatap tab berisikan berita terkini.

Ethan yang sudah siap berangkat sekolah tiba-tiba tertegun kapan ayahnya pulang?.

"Papi." Ethan menghampiri Isya dan menyalami tangannya lalu duduk di samping sang ayah.

"Papi kapan pulang?" Tanya Ethan gugup. Dia tahu pasti setelah ini akan ada teguran keras lagi dari Isya, terlihat wajah Isya datar dan rahangnya mengeras.

"Semalam kamu pulang kapan? Ada acara sekolah?" Tanya Isya tanpa melihat ke arah anaknya.

"Jangan bohong," sanggah Isya sebelum Ethan menjawab.

"Jam satu Pi," jawab Ethan.

"Habis ngapain?"

Isya menoleh ke arah Ethan dan menyimpan tabletnya di atas meja.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang