PROLOG

87 29 29
                                    

Halo ini bareng cenur kalian boleh panggil apa saja terserah kalian dan senyaman kalian...

Sebelum baca jangan lupa follow akunya dulu ya NuraIleana

Vote dan komen sebagai bentuk support untuk aku bisa semangat menulisnya

•••••

Sebuah mobil menyusuri jalan kota yang cukup sepi, pemilik mobil hitam itu sengaja mengambil jalanan sepi karena tiba-tiba tadi pagi dapat panggilan dari asistennya bahwa meeting dengan client Rusia diadakan siang ini.

Drrt drrt drrt

Suara dering telepon selalu berbunyi sang pengendara mobil kelimpungan karena handphone nya terjatuh kebawah dengan kesusahan tangan kirinya mencari-cari handphone tersebut dan satu tangannya memegang stir mobil.

Dari arah lain ada sebuah motor ninja yang berjalan oleng, laki-laki tersebut bersusah payah mengerem motornya namun nihil seakan pedal remnya blong dengan wajah penuh marah dan kesadaran setengah hingga akhirnya terjadi....

Brak!...

-----

"Ayah! Ayah! Ayah!"

Suara teriakan seorang gadis terdengar disepanjang koridor rumah sakit disertai tangis dan roda brangkar yang saling bersahutan

Tiga jam berlalu dua orang wanita yang masih menunggu diluar dengan perasaan cemas, khawatir, sedih dan marah semua bercampur aduk juga seorang gadis yang masih memeluk ibunya

Kriet..

Suara decitan pintu terbuka menampilkan seorang dokter laki-laki yang cukup dewasa "dengan keluarga Rizwan Sanusi Alamsyah"

"Iya saya sendiri istrinya dok" sahut sang istri cepat

Sang dokter itupun menghela nafas panjang "maaf kami tidak bisa menyelamatkan suami ibu dikarenakan pendarahan hebat di kepala pak Rizwan juga mengalami komplikasi pada tubuh pak Rizwan yang belum siap menampung kecelakaan hebat itu"

Deg!

Seperti dihujani batu dengan kencang setelah mendengar penuturan sang dokter

"Enggak! Enggak! Enggak! Ayah gak pergi kan Bu" suara itu terdengar memilukan ditelinga, seorang anak perempuan yang harus terpaksa ditinggal cinta pertamanya

Ibunya tidak memberikan respon apapun dia hanya bisa menangis, ingin rasanya tangisnya pecah namun dia urung untuk bisa menenangkan anaknya dia pun mendekat kearah sang anak dan mendekapnya erat. Di pelukan itu tangis sang anak pecah bahkan untuk menyangkal saja sudah tidak bisa dan ini kebenarannya.

-----

Tiga bulan kemudian

"Di jantung Bu Myra ada komplikasi karena adanya kangker paru-paru yang sudah menyebar. Maka kami menyimpulkan bahwa Bu Myra harus dioperasi untuk menghindari kelainan buruk lainnya"

Deg!

"A-apa dok, kangker paru-paru sejak kapan" lirih anak perempuan itu sembari memegangi dadanya yang teramat sesak.

"Iya Bu Myra memiliki kangker paru-paru yang dimana Kanker paru yang sudah  menyebar hingga ke dekat jantung bisa menekan atau menyumbat pembuluh darah dan arteri dan sepertinya Bu Myra sudah lama memiliki penyakit ini"

"Ya Allah apalagi ini, kenapa bisa?" Lirihnya sehingga bulir air membasahi pipinya

"Kami meminta izin pihak keluarga untuk melakukan operasi ini, dikarenakan dari pihak keluarga Bu Myra hanya nak Anez kami meminta tanda tangan sebagai bukti izin dari keluarga" lanjut sang dokter dengan berat hati

"Apakah izin saya dibutuhkan dokter, perihal umur saya masih dibawah umur" mau bagaimana usianya yang terbilang masih dibawah umur apakah pantas memberikan izin operasi sebagaimana mestinya"

"Sebenarnya izin dari anak dibawah umur tidak diperkenankan oleh Rumah Sakit karena ada hal dan lain sebagainya namun apa boleh buat pihak keluarga dari Bu Myra hanya nak Anez seorang sebagai walinya"

Mata gadis itu sudah memanas dan air matanya terus keluar deras membasahi pipinya, tidak ada kerabat dekat bahkan Kakak nya sampai saat ini tidak menampakan wajahnya "kak aku disini sendirian, aku gak kuat kak" ucapnya di dalam hati

"Apa tidak ada hal lain selain Operasi dok?" Tanya gadis itu

"Tidak ada, karena kangker paru ini sudah merambat ke jantung yang dimana penyumbatan pada pembuluh darah dan Saat ini, belum ada obat-obatan herbal yang terbukti secara medis untuk membunuh sel kanker"

"Apakah sesudah operasi ibu saya akan sembuh sok?" Jawabnya ragu karena dia takut ibunya meninggalkan dia

"Ada dua kemungkinan yang terjadi saat usai operasi, pasien selamat operasi dan sehat kembali namun jantungnya akan cepat melemah diwaktu-waktu tertentu dan kabar buruknya pasien gagal operasi dan tidak bisa disembuhkan kembali semua sudah kami terapkan SOP nya jika kemungkinan-kemungkinan itu terjadi pihak rumah sakit tidak akan bertanggungjawab lebih hanya bisa memberikan maksimal untuk pasien bisa sembuh total" ucap sang dokter panjang lebar, sungguh buat hati gadis itu sesak dia belum sanggup untuk ditinggal oleh orang yang tersayangnya lagi

Dengan ragu gadis itu mengangguk dan menyetujui operasi tersebut. Air matanya sudah meluruh keluar dengan deras semoga dengan ini ibunya bisa sembuh walaupun itu hanya kemungkinan kecil tapi apapun yang terjadi nanti itu sudah ada yang mengatur dan jalan terbaiknya.

Selama menunggu operasi gadis itu tidak lepas dari doa-doa yang dia panjatkan dan sesekali membuka aplikasi Al-Qur'an untuk dibaca agar menenangkan hatinya

Hingga operasi itu selesai namun terlihat dari guratan sendu diwajah para dokter itu salah satu dari mereka menggeleng dan menyampaikan bahwa operasi tidak bisa diteruskan dan seseorang di dalam ruang operasi itu tidak selamat dan gugur untuk selamanya.

"TIDAKK!" air mata itu sudah tidak bisa dikompromi mereka keluar dengan derasnya

Tampa gadis itu ketahui diujung koridor ada seseorang yang menyaksikan semuanya pertahanan tubuhnya melemah hingga akhirnya ia terjatuh kelantai dengan tangisannya yang sudah membendung tidak karuan.

•••••

See you

Follow
@noor_ileana

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang