Bab 6 ; Kenapa?

40 20 29
                                    

Halo ini bareng cenur kalian boleh panggil apa saja terserah kalian dan senyaman kalian...

Sebelum baca jangan lupa follow akunya dulu ya NuraIleana.

Vote dan komen sebagai bentuk support untuk aku bisa semangat menulisnya.

•••••

Malam semakin larut beberapa kendaraan masih berlalu lalang di sumbu jalanan, hujan telah reda dua jam yang lalu menyisakan genangan air yang membasahi jalanan, para kendaraan harus berhati-hati saat mengendarainya karena jalanan masih becek dan licin untuk meminimalisir kecelakaan.

Seseorang mengendarai Vespanya dengan santai mengikuti arus jalan menuju rumahnya sembari bersenandung beberapa bait lagu dan mengetuk-ngetuk jarinya distang motor.

Sesampainya di rumah dia langsung memarkirkan Vespanya ke garasi namun matanya terkesiap melihat dua mobil yang tertata rapi disana senyum terbit menghiasi wajah Ethan.

"Assalamualaikum mi Pi!" Panggil Ethan ketika masuk kedalam rumah namun tidak ada sahutan apapun untuk menjawab.

"Mi"

"Pi"

"Duduk" suara dingin itu menginterupsi ruang tamu yang semakin mencekam, senyum di wajah Ethan pun sudah menghilang diganti dengan wajah serius dia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Hmm" deheman dari pria berusia ±45 tahun "ada yang mau dijelasin gak?" Tanya Isya Papi Ethan yang matanya masih fokus pada tablet yang berisikan info berita.

"Iya Ethan salah udah pulang malam" ucap Ethan sembari menunduk.

"Terus!"

"Mau diulangi" Ethan diam tidak menjawab pertanyaan papinya, orangtuanya tidak tahu kalo selama ini dia selalu nge-band bareng teman-teman untuk menghilangkan rasa bosan dan penat walaupun awalnya cuman iseng nge-band lama-kelamaan jadi hobi.

Isya langsung meletakan tablet diatas meja dan matanya menyorot anaknya tajam dia sedari tadi menahan kesal Pada anaknya.

"Papi mau tanya, apa pernah kita ngajarin kamu keluyuran malam seperti ini?" Ethan langsung menggeleng cepat.

"Oh, atau selama kita tidak disini kamu sering keluyuran kaya gini?"

"Sekarang papi tanya, sekarang sudah jam berapa" tanya Isya menekankan setiap katanya namun Ethan tidak bergeming sedikit pun.

"SEKARANG JAM BERAPA ETHAN" bentak Isya, Claudia mami Ethan yang sedari tadi duduk disamping Isya hanya bisa mengusap-usap bahu sang suami untuk menenangkannya.

"Jam 1 Pi" ucap Ethan masih dengan kepala menunduk.

Terdengar helaan nafas dari Isya dan Claudia yang masih stay menenangkan suaminya walaupun sedari tadi dia pun sangat marah pada anaknya namun dia tahan.

"Dengar than!, Kamu sudah besar sudah bisa milih mana yang baik dan mana yang buruk" jeda beberapa detik.

"Papi takut, papi khawatir kamu terjerumus pergaulan bebas mau jadi apa kamu kaya gitu. Di sekolahkan sama orangtua tapi balasan anak apa? Keluyuran malam lebih parah lagi main di club, mabuk-mabukan pantes gak kaya gitu"

"Oke, mungkin diluar sana keluyuran malam sudah biasa apalagi ini dikota besar jika papi atau mami lihat kamu seperti ini lagi tidak segan-segan papi cabut fasilitas dan pendidikan kamu sekalian"

Isya berdiri dan menatap lurus kedepan namun sebelah tangannya memegang bahu Ethan "tugas kamu cuman belajar dan fokus sekolah" tegas Isya setelah itu beranjak pergi dari ruang tamu.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang