BAB 65 ; Rencana Seseorang

6 1 0
                                    

FOLLOW NuraIleana
VOTE, COMENT, AND SHARE

HAPPY READING

•••

"Terus niat lo mau lamar Anez gimana?" Tanya Carel, yang dari tadi asyik main game di sudut ruang tamu.

"Gak ada, sepertinya emang kita gak cocok untuk nerusin ini." Pasrah Ethan, menatap layar ponselnya yang kini tampak kabur karena pikirannya yang gelisah.

"Lo emang pengecut, Than. Gitu aja gak ada pengorbanan, lo semudah itu pasrah gak ada perjuangan." Sembur Carel, meletakkan gamenya dan menatap tajam ke arah Ethan.

"Maksudnya lo ngomong gitu apa, Rel. Bilang aja kalo lo emang masih suka sama Anez." Ethan membalas dengan nada tinggi, rasa frustrasi mulai meluap.

"Ga ada hubungannya perasaan gue ke dia gimana, lagian itu udah lama. Tapi kalo gue jadi lo, gue bakal cari tahu siapa pelakunya. Ini kan yang buat lo pasrah aja, lo masih nganggap Anez pelakunya. Harusnya lo mikir!" Carel menjawab dengan keras, matanya penuh penekanan.

Ethan yang kesal langsung menarik kerah Carel, suasana semakin memanas. Le dan Ezra sigap melerai mereka sebelum pertengkaran tak terkendali.

"Lo kesindir?" Ejek Carel sambil sedikit tertawa, tapi tatapannya tetap serius. "Harusnya lo mikir, Than. Gue tahu lo pintar, tapi lo masih gak bisa ngebedain mana yang jujur mana yang bohong. Gitu aja lo masih dimanfaatin orang."

"Lo jangan ikut campur, lo gak tahu apa-apa!" Teriak Ethan, tak tahan lagi dengan kata-kata Carel.

"Gue kaget sih, ternyata seorang Ethan temperamen gini. Kalo Le gue percaya emang dia tempramen orangnya. Sebelum lo pukul gue, lo harus inget kata-kata gue. Sebelum lo nyesel, cari tahu siapa yang ngirim pesan ke lo yang mengharuskan lo datang ke rumah sakit. Dan ingat, sekeliling lo bisa jadi pengkhianat, mereka akan sangat senang ketika lo termakan dengan rencana mereka." Carel berbicara dengan tenang, meski nadanya tajam, membuat Ethan terdiam.

Ethan melangkah mundur, akhirnya melepas cengkramannya. Ia mulai mencerna perkataan Carel dengan lebih serius.

"Ko gue, Rel kenapa lo bawa-bawa gue?" Bingung Le, yang merasa tak terlibat dalam pembicaraan ini.

"Udah, udah duduk dulu Than. Lo harus berpikir dengan kepala dingin, kalo lo berfikir dengan nafsu, masalah lo bakal makin rumit." Ezra akhirnya membuka suara, mencoba menenangkan suasana yang mulai panas.

Ethan duduk kembali, tetap diam. Ia tak langsung membalas perkataan teman-temannya, namun pikirannya berputar-putar, mencoba memahami maksud Carel yang sebelumnya ia anggap hanya berbicara sembarangan.

"Than, maaf ya bukan gue ikut campur atau mau memperumit masalah lo, tapi yang dikatakan Carel ada benarnya. Lo pernah cari tahu sebelum ini semua gak? Lo pernah bilang sama kita tiba-tiba ada yang kirim pesan kalo ibunya Aldi dalam bahaya. Jika ini konspirasi seseorang, berarti dia tahu banget tentang Anez. Gue gak nyalahin lo, tapi kalo lo bisa pikir lagi, kehidupan Anez udah hancur banget, seharusnya dia itu udah dipenjara, tapi Aldi ngebebasin gitu aja. Gak mungkin penusukan kaya gitu dibilang kecil kalo Aldi gak tahu apa-apa." Jelas Ezra, kalimatnya yang tenang berusaha menjernihkan pikiran Ethan. "Gue jadi kepikiran, jika ini rencana seseorang, bisa jadi tujuan dia ngehancurin Anez, dan dia sukses menghancurkan Anez."

Ethan terkesiap. "Berarti maksud kalian, ada yang mau menghancurkan Anez, siapa?" Tanya Ethan dengan penuh tanya.

"Ini masih dugaan, tapi apapun bisa jadi teori kalo kita berpikir dengan kepala dingin," jawab Ezra, tetap mengedepankan rasionalitas.

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang