Halo ini bareng cenur kalian boleh panggil apa saja terserah kalian dan senyaman kalian...
Sebelum baca jangan lupa follow akunya dulu ya NuraIleana
Vote dan komen sebagai bentuk support untuk aku bisa semangat menulisnya
•••••
Seorang gadis yang sudah siap dengan seragamnya sedang duduk di ruang makan 'sepi' itulah yang mendominasi suasana hari ini, biasanya setiap makan ada dua orang kakak beradik yang sedang adu argumen dan sang kakak yang selalu menjahili adiknya hingga menangis. Dan seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya juga sang ayah yang selalu berkutat dengan buku/majalah menjelang sarapan.
Namun suasana sekarang berbanding terbalik jikalau ditanya apakah dirinya merindukan suasana tiga tahun silam jawabannya adalah 'iya' dirinya sangat merindukan momen itu ingin rasanya saat ini menangisi keadaannya namun untuk apa dia menangis penyemangat hidupnya sudah tidak ada juga sang kakak yang berjanji akan melindunginya seakan menghilang ditelan bumi.
Dua lembar roti tawar yang ditengahnya berisikan alat kacang coklat masuk kedalam mulut Anez, Tampa sadar dirinya mengeluarkan air mata menetes perlahan ke pipinya entah kenapa rasanya sungguh menyesakkan mengingat momen kebersamaan bersama keluarganya.
Anez Alya Afshena, panggilan akrabnya Anez walaupun dahulu sempat dipanggil Shena oleh keluarganya akan tetapi semuanya tidak akan ada lagi yang memanggilnya Shena 'nasi sudah menjadi bubur'
"Neng maaf mang Adi ganggu, diluar sudah ada Pak Arif katanya ingin berbicara dengan neng Anez"
Mang Adi adalah supir Anez dari dia kecil dia selalu mengantar jemput Anez kemanapun dia pergi, Anez tinggal bertiga bersama dengan Bi Ara dan Mang Adi. Bi Ara juga sudah lama bekerja di rumah ini saat kedua orangtua Anez sudah tidak ada Bi Ara lah yang menggantikan peran orangtua bagi Anez dia selalu memberikan kenyaman, kehangatan dan memeluknya ketika sedih.
"Baik mang nanti aku kesana....eh mang, mang Adi udah sarapan belum?" Tanya Anez pada mang Adi sebelum mang Adi melenggang pergi
"Eh gak usah neng biar mang Adi sarapan diluar" tolak mang Adi halus
"Gapapa mang, sekalian sama pak Satmo yang mang" Anez menyodorkan kotak makanan yang berisi roti dan kotak susu
Pak Satmo adalah satpam komplek yang juga dekat dengan keluarga Anez
Anez pun bergegas keluar dari ruang makan di ruang tamu sudah ada Pak Arif asisten kepercayaan Rizwan bertahun-tahun bahkan dari awal merintis perusahaan.
Jika sudah ada Pak Arif begini pasti tidak jauh beda pembahasannya tentang perusahaan, ini yang Anez hindari diumur 17 tahun kemarin dirinya harus memegang perusahaan peninggalan ayahnya namun dirinya tolak karena alasannya dia akan terus menunggu kakaknya pulang untuk mengurus perusahaan besar itu.
"Iya Pak ada apa" setelah mendudukkan diatas sopa Anez langsung bertanya
"Begini perusahaan butuh pemimpin setelah 3 tahun pak Rizwan meninggalkan asetnya dan akan diwariskan ke kedua anaknya untuk itu saya meminta kembali perusahaan dipegang kendali sepenuhnya oleh anaknya"
Sungguh jengah mendengarkan penuturan Pak Arif ini ditelinga Anez " aku akan tetap menolak Pak, aku akan tetap menunggu kakak supaya dia saja yang mengambil alih perusahaan sepenuhnya"
"Tapi..." Ucapan Arif terpotong oleh Anez
"Aku tahu perusahaan akan diturunkan kepada keturunannya walaupun aku sudah genap 18 tahun namun prioritas aku bukan untuk menjadi pengusaha aku hanya ingin menjadi dokter"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Teen FictionIni tentang Anez yang harus kehilangan kedua orangtuanya juga kakak nya yang dulunya menyayanginya menjadi luka untuk Anez setiap harinya. "Ayahku mengajarkan aku tentang menjaga diri dari orang jahat ibuku memperkenalkanku dengan arti cinta, namun...