Heyoo sahabat Nura
Jangan lupa vote and komennya!•••
Tangan Anez membuka loker, dahi Anez mengkerut tanda bingung. Lagi-lagi ada lipatan kertas berwarna hitam.
Anez bingung, kenapa selalu ada lipatan kertas hitam atau barang yang bahkan bukan milik Anez. Padahal loker setiap siswa memiliki sandi masing-masing.
Saat akan membuka ISIS dari lipatan kertas itu, Anez dikagetkan dengan bola basket yang menimpuk salah sasaran ke lemari loker.
"Eh maaf-maaf, ada yang sakit gak?" Tanya Ethan yang berlari dari lapangan, dan mengambil bolanya.
"Enggak, gak ada yang kena. Cuman tadi kaget saja."
"Ini bola, bikin orang kaget aja, his." Omel Ethan pada bolanya sambil disentil.
Anez mengulum senyum, dia ingin ketawa tapi dia sedikit segan. "Yaudah gue balik dulu ya, hati-hati." Ethan berlari kembali ke lapangan, dan disambut oleh teman-temannya dengan senyum mesem-mesem.
Sementara, Anez merasa aneh dengan perkataan Ethan sendiri, kepala Anez menggeleng, dan menutup lokernya setelah mengambil buku paket.
Diposisi lain, seseorang memperhatikan Anez dengan senyum smirk nya. "Lo bahkan gak baca apa isi kertasnya."
Orang itu langsung mengeluarkan handphone, mencari nomor kontak yang dia tuju.
"Lanjut rencana 2." Orang itu langsung mematikan sambungan telepon, dan pergi dari tempat.
"Udahlah tembak aja, dor dor," ucap Le bersemangat.
Bug
"Apaan sih, anj-" Le langsung kicep, ternyata orang yang menimpuk kepalanya dengan bola adalah Carel.
"Bacot, sono, tim lain nunggu siapa yang akan main selanjutnya."
"Iya iya, sabar napa." Kesal Le, dia kembali beralih ke posisi tim A.
~•~
"Woy, tugas kimia kumpulin, yang udah simpan di meja gue, ya!" Seru Aldi ketua kelas IPA 1.
"Bentar napa sih, baru juga 2." Kesal Bianca, perempuan berkacamata.
"Santuy aja Bi, gue ke ruang guru dulu, pokonya bisa gak bisa, selesai gak selesai harus udah di meja gue, sebelum jam pergantian mata pelajaran lain."
"Siap, pak ketu!" Teriak Hito di dekat Amel.
"Lo bisa gak sih, gak usah teriak Deket telinga gue." Kesalnya.
Sementara itu, di meja Anez, dia tenang mengerjakan tugas bersama Caramel, tanpa banyak bicara. Jika ada yang sulit mereka saling bertanya.
Naomi berbalik. "Kalian udah belum?"
Sepi
"Ah, pinter mah begitu, pelit." Naomi langsung pindah tempat ke tempat duduk Olif, murid pintar di kelas IPA 1.
Beberapa menit kemudian, semua siswa kelas IPA 1 sudah mengumpulkan tugas kimia masing-masing. Aldi selaku ketua kelas, mengambil buku catatan ke Ruang Guru dibantu oleh Abraham.
"Wah, ini berita update lagi!" Seru Amel, yang baru membuka handphonenya.
"Apaan sih Mel, heboh mulu perasaan." Sindir Naomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENA
Teen FictionIni tentang Anez yang harus kehilangan kedua orangtuanya juga kakak nya yang dulunya menyayanginya menjadi luka untuk Anez setiap harinya. "Ayahku mengajarkan aku tentang menjaga diri dari orang jahat ibuku memperkenalkanku dengan arti cinta, namun...